BLORA, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, menyampaikan, Pemerintah Provinsi Jateng sudah berkoordinasi dengan Pemkab Blora untuk mencarikan solusi terbaik atas permasalahan gadis penyandang disabilitas, Alenda Primavea Dewi (11) yang kesulitan melanjutkan studi ke pendidikan formal.
"Pemkab Blora sudah dihubungi Pemprov Jateng via Dinsos," kata Ganjar saat dihubungi Kompas.com melalui ponsel, Selasa (11/8/2020).
Menurut Ganjar, keterbatasan fisik bukanlah menjadi suatu penghalang seseorang untuk mendapatkan pendidikan yang layak.
Baca juga: Ditolak Masuk SD, Bocah Disabilitas Ini Tulis Surat Menyentuh untuk Ganjar
Dengan kata lain, anak berkebutuhan khusus pun bisa menempuh jalur pendidikan di sekolah reguler dan tak harus di Sekolah Luar Biasa (SLB).
Salah satunya dengan mewujudkan sekolah inklusif.
Pendidikan Inklusif adalah sistem layanan pendidikan yang mengatur agar difabel dapat dilayani di sekolah terdekat, di kelas reguler bersama-sama teman seusianya.
Tanpa harus dikhususkan kelasnya, siswa dapat belajar bersama dengan aksesibilitas yang mendukung untuk semua siswa tanpa terkecuali difabel.
Prinsip utama yang dipegang sekolah inklusi adalah bahwa setiap anak bernilai sama, diperlakukan dengan respek, dan memberi ruang untuk belajar yang setara.
Baca juga: Jokowi Teken PP, Wajibkan Proses Peradilan Ramah Disabilitas
Artinya, anak dengan kebutuhan khusus tidak lagi harus bersekolah di Sekolah Luar Biasa (SLB) dan bisa berinteraksi dengan anak lainnya di sekolah inklusi.
"Dik Vea bisa sekolah di pendidikan formal. SD nya bisa jadi sekolah inklusif seperti di Purworejo," ungkapnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.