BULUKUMBA, KOMPAS.com - Nunang (67), seorang penyandang disabilitas, hidup dalam sebuah gubuk kecil di Dusun Cibollo, Desa Kindang, Kecamatan Kindang, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan.
Perempuan asal Sinjai itu sudah 15 tahun tinggal di rumah kayu sempit berukuran 3x4 meter, yang dibuatkan warga secara gotong-royong.
Kini, tangga untuk naik ke rumah itu sudah keropos.
Di ruang tamu tak ada kursi, hanya ada tumpukan piring, dan air yang berjejer di ember hitam.
Baca juga: Erick Thohir Buka Peluang Penyandang Disabilitas Kerja di BUMN
Jika ingin mencuci pakaian dilakukan di dapur menggunakan air hujan. Jika kemarau dia harus jalan kaki ke mata air.
Nunang hidup berdua dengan sepupunya yang bernama Akbar (30). Kondisi Akbar sama dengan Nunang, keduanya lumpuh.
Nunang mengaku lahir secara normal.
"Saya lahir normal tapi pernah sakit parah, tiba-tiba kepala lembek. Akhirnya tangan dan kaki cacat, kejadian itu terjadi lima tahun lalu," kata Nunang, saat ditemui Kompas.com, baru-baru ini.
Nunang sangat beruntung memiliki tetangga yang baik hati. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya, warga sekitar secara sukarela mengirimkan sembako.
"Yang sering memberikan bantuan sembako pak dusun karaeng Adang , tetangga Soda dan Komunitas Pelajar dan Pemuda Kindang atau KP2K. Syukur masih ada yang peduli," kata Nunang