BANYUWANGI, KOMPAS.com - Elok Prasetyaningsih (56) mengambil air di bak mandi menggunakan gayung, lalu dia dekatkan ke Atriani (51), pemilik salah satu rumah di wilayah kelurahan Kertosari, Jumat (1/2/2019).
"Dilihat ini ya bu, banyak jentik nyamuknya. Secepatnya dikuras, kalau dibiarkan ini bisa jadi nyamuk dan gigit manusia. Bisa sakit nanti, sekarang lagi musim demam berdarah," kata Bu Elok, sapaan akrabnya, sambil menyerahkan bubuk abate kepada pemilik rumah.
Tak lupa ia berpesan agar pemilik rumah meletakkan bubuk abate di bak kamar mandi jika sudah dikuras.
Baca juga: Dinkes Sulut Tekan Jumlah Penderita DBD di Sulut Jadi 23-24 Kasus Per Hari
Hari itu, Bu Elok dan kedua rekannya dari Puskesmas Kertosari sedang berkeliling ke masyarakat untuk menyosialiasasikan pencegahan penyakit demam berdarah.
Kepada Kompas.com, Bu Elok menjelaskan jika jentik nyamyuk banyak ditemukan di rumah yang penghuninya lansia atau pemilik rumah yang memiliki usaha.
Pemilik seperti itu biasanya kurang perhatian dengan kamar mandi, terutama jika mereka menggunakan bak mandi semen berukuran besar.
"Tapi ada juga yang menggunakan timba dan ditemukan jentik nyamuknya. Kalau yang lansia memang tidak ada tenaga jadi ya kita kasih abate langsung," jelas Bu Elok.
Sudah hampir 25 tahun, Bu Elok menjadi petugas juru pemantau jentik (jumantik) dan saat ini dia menjadi koordinator Jumatik di Pusksesmas Kertosari, Kecamatan Banyuwangi.
Baca juga: Bayi 7 Bulan dan Anak 14 Tahun Meninggal Dunia akibat DBD di Riau
Setiap hari, dia berkeliling di rumah-rumah yang ada di empat kelurahan yang masuk wilayah puskesmas Kertosari.
Biasanya, kegiatan pemeriksaan jentik nyamuk dilakukan selepas melakukan pelayanan di Puskesmas.
Bu Elok juga bekerja sama dengan kader kesehatan dan posyandu untuk menjangkau lebih banyak rumah.
Ke halaman selanjutnya