Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

50 Warga di Maluku Terserang DBD, 1 Orang Meninggal

Kompas.com - 01/02/2019, 18:01 WIB
Rahmat Rahman Patty,
Farid Assifa

Tim Redaksi

AMBON, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan Provinsi Maluku mencatat, sepanjang bulan Januari 2019, sebanyak 50 pasien menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit di Maluku karena terserang penyakit demam berdarah dengue (DBD).

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Meikyal Ponto kepada Kompas.com mengungkapkan, dari jumlah tersebut, satu orang pasien asal Pulau Saparua, Kabupaten Maluku Tengah, yang dirawat di Rumah Sakit dr Latumeten Ambon dinyatakan meninggal dunia.

“Jumlah kasus DBD di Maluku sebanyak 50 kasus, itu yang dirawat di sejumlah rumah sakit. Sementara yang meninggal dunia itu satu orang, korban meninggal ini asal Pulau Saparua, Maluku Tengah,” kata Ponto saat dihubungi, Jumat (1/2/2019).

Dia menjelaskan, kasus DBD terbanyak di Kota Ambon, yakni 27 kasus. Selanjutnya di Kabupaten Kepulauan Aru 12 kasus, Buru Selatan 5 kasus, Maluku Tengah 4 kasus, dan Seram Bagian Timur dan Kabupaten Buru masing-masing satu kasus.

“Untuk Ambon data terbaru yang kami dapat itu sudah 27 kasus, itu data terbaru. Sementara untuk daerah lain seperti Seram Bagian Barat, Maluku Tenggara Barat, Tual, Maluku Tenggara dan Maluku Barat Daya belum ada laporan,” katanya.

Baca juga: Selama Januari 2019, 8 Orang Penderita DBD Meninggal di Sulsel

Dia mengatakan, warga yang terserang demam berdarah di Maluku tidak hanya anak-anak, tetapi juga orang dewasa hingga orang tua.

"Memang lebih banyak anak-anak tapi orang dewasa juga banyak, itu yang meninggal kan usianya 50 tahun,” ujarnya.

Dia mengatakan, mewabahnya penyakit DBD di Maluku, selain karena musim hujan, juga karena kondisi lingkungan yang kotor.

"Kondisi lingkungan yang kotor itu sangat memungkinkan jentik nyamuk berkembang biak dan menyebrakan penyakit,” katanya.

Baca juga: Dua Meninggal Akibat DBD, Pemkab Jombang Tak Tetapkan KLB

Untuk mencegah hal itu, dia pun mengimbau warga agar dapat menjaga kebersihan lingkungan dan kebersihan rumah masing-masing, dan sebisa mungkin membersihkan dan menguras bak air yang berpotensi menimbulkan jentik nyamuk berkembang biak, serta menutup tempat air dan mengubur barang bekas.

“Intinya itu 3M, membersihkan dan mengurus bak air, menutup tempat-tempat air dan menguburkan barang-barang bekas,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com