Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasca-banjir, Warga Desa di Gunungkidul Butuh Bantuan untuk Bersihkan Jalan hingga Sumur

Kompas.com - 17/12/2017, 23:26 WIB
Markus Yuwono

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pasca Badai Cempaka yang menerjang wilayah Yogyakarta, dan sekitarnya 28 November lalu, hingga kini lokasi terdampak belum sepenuhnya tertangani oleh pemerintah ataupun relawan. Seperti di Desa Banyusoco, Kecamatan Playen, Gunung Kidul.

Ratusan relawan dari Bantul dan sekitarnya, Minggu (17/12/2017) mendatangi lokasi terdampak banjir di wilayah dusun Banyusuca, Desa Banyusoco.

Mereka membantu membuka akses ke makam dan membersihkan sumur warga yang masih kotor akibat banjir. Memang sejak banjir tiga minggu lalu, lokasi yang berada di pinggir Sungai Oya belum dibersihkan, sampah, ranting pohon dan tanah yang terbawa banjir dibiarkan berserakan.

Warga baru mulai membersihkan beberapa hari terakhir, karena masih fokus membersihkan rumah masing-masing yang terdampak banjir bandang.

"Masih banyak akses umum di wilayah kami yang belum dibersihkan karena keterbatasan tenaga dan waktu. Seperti jalan menuju ke makam dan makamnya yang rusak tertimbun tanah juga belum sempat dibersihkan," kata Kepala Desa Banyusoco, Sutiyono Ditemui disela gotong royong bersama warga dan relawan, Minggu. 

Baca juga : Dampak Badai Cempaka, Obyek Wisata di Gunungkidul Masih Tutup

Selain fasilitas umum, di desanya ada sebanyak 72 kepala keluarga terdampak banjir, yang berada di dusun Banyusoco, Sawahlor, Kedungwanglu, Gedad, dan Klepu. Warga yang mengalami musibah banjir rata-rata mengungsi selama seminggu.

"Sampai saat ini warga kami masih membersihkan rumah karena dampak banjir belum sepenuhnya hilang. Salin itu juga ada sekitar lebih dari 15 sumur warga yang kotor akibat banjir. Beberapa waktu lalu masih mengandalkan bantuan air bersih, tetapi sekarang mereka mengendapkan air agar bersih," tuturnya  

Sutiyono mengakui pemerintah daerah memberikan bantuan pada awal pasca bencana, namun setelah bencana belum ada bantuan.

"Yang kami butuhkan sekarang bukan logistik, tetapi relawan atau alat berat untuk membuka jalan dan membersihkan sampah, hingga tanah yang terbawa air," ucapnya. 

Baca juga : Warga yang Kehilangan Tempat Tinggal karena Banjir dan Longsor di Wonogiri Akan Diberi Uang Sewa Rumah

Koordinator Forum Relawan Bantul, Waljito mengatakan, pihaknya bersama 200 orang relawan dari Bantul dan sekitarnya, setiap minggunya mendatangi lokasi bencana yang membutuhkan bantuan, di wilayah DIY.

Relawan yang berasal dari berbagai unsur ini rela menyisihkan waktu dan tenaganya untuk membantu masyarakat terdampak bencana.

Relawan dari Bantul ini membagi dua, yang satu tim membantu memperbaiki sejumlah masjid di wilayah Bantul yang terdampak banjir, dan satu tim ke wilayah Gunungkidul.

"Kami hampir setiap minggu mendatangi wilayah terdampak bencana seperti daerah Bantul dan Gunungkidul. Di Banyusuca ini, karena berada di pinggir Sungai Oya salah satu wilayah terdampak parah. Untuk itu kami membantu membuka mebersihkan infrastruktur umum dan makam, hingga sumur warga yang tercemar limbah," katanya.

Baca juga : Badai Cempaka, 1 Desa di Gunungkidul Sulit Diakses akibat Jalan Tertutup Longsor

Menurut dia, salah satu fokus penanganan bencana ialah agar masyarakat kembali ke kehidupan normal. Salah satunya penyediaan air bersih. Mereka menyedot sumur menggunakan pompa.

"Kenapa kami juga fokus pembersihan sumur, karena air bersih penting bagi manusia. Apalagi pascabanjir banyak kotoran yang masuk, dan itu bisa menimbulkan penyakit. Kami ingin masyarakat kembali memiliki sumber air bersih,"ujarnya.

Maryadi salah seorang warga yang sumurnya kotor akibat banjir mengatakan, selama tiga minggu terakhir pihaknya memanfaatkan bantuan air bersih dari TNI dan PMI, yang ditampung di terpal. Sebab, sumurnya kotor penuh limbah.

"Banyak kotoran di dalam sumur, mulai dari sampah hingga kotoran hewan. Baunya cukup menyengat. Praktis tidak bisa digunakan. Tadi sudah dikuras dari relawan, semoga nanti bisa digunakan. Apalagi air bantuan sudah tidak ada lagi,"ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com