Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hujan, Warga Dusun Sidoarjo Gunungkidul Tetap Kesulitan Air Bersih

Kompas.com - 12/12/2017, 12:18 WIB
Markus Yuwono

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pasca-banjir di Desa Sidoharjo, Tepus, Gunungkidul, Yogyakarta, warga mengalami kekurangan air bersih.

Kepala Desa Sidoharjo, Evi Nur Cahyani mengatakan, banjir yang terjadi pada Selasa (18/11/2017) lalu berdampak pada 42 kepala keluarga. Selain infrastruktur yang rusak, ketersediaan air bersih terganggu. Hal ini lantaran penampungan air hujan (PAH) kotor, dan air PDAM macet.

"Sampai kemarin memang ada warga kami yang kekurangan air bersih, tetapi terbantu dari relawan PDI Perjuangan yang mengirimkan bantuan 25 tangki, dan saat ini sudah hujan, cukup membantu mengatasi kekeruangan air," katanya saat dihubungi Kompas.com, Selasa (12/12/2017).

Dia mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan BPBD terkait bantuan air bersih dan makanan serta bantuan lainnya kepada warga terdampak bencana.

"Sudah kami laporkan, dan semoga segera ditindaklanjuti,"ucapnya.

Baca juga : Tersapu Banjir Bandang, Sawah di Gunungkidul Tinggal Bebatuan Cadas

Kasi Logistik dan Kedaruratan BPBD Gunungkidul, Sutaryono, mengatakan hari ini pihaknya mengirimkan bantuan logistik ke Desa Sidorejo, hal ini karena masyarakat di sana masih membutuhkan.

"Memang di sana sempat ada kekurangan air, sudah kita kirimkan hari ini, ada permakanan dan sejumlah kebutuhan lainnya," ucapnya.

Disinggung mengenai kerusakan akibat siklon cempaka, data menunjukkan seluruh kerusakan terjadi di 18 kecamatan di Gunungkidul, mulai dari jalan hingga kantor pemerintahan.

Tercatat untuk kerusakan jalan total sebanyak 128 titik, jembatan 33 titik, talud 111 titik, drainase 26 titik, saluran irigasi 3 titik, jaringan air bersih 15 titik, dan jaringan listrik 22 titik.

Lalu rumah rusak berat sebanyak 150 unit, rusak sedang 94 unit, rusak ringan 158 unit, tempat ibadah satu unit, fasilitas kesehatan satu unit, fasilitas pendidikan 26 unit, fasilitas perdagangan 21 unit, sarana pariwisata 17 unit, dan kantor pemerintahan enam unit.

"Saat ini kami masih melakukan verifikasi dari pemangku kepentingan di masing-masing desa bersama pemkab untuk kerusakan. Jika sudah selesai nanti akan segera kami kirim bantuan pembangunan rumah darurat," katanya.

Setiap pemangku kepentingan di masing-masing wilayah membuat surat pernyataan terkait kerusakan rumah. Hal ini untuk mencegah protes warga.

"Untuk pembangunan rumah tidak bisa dalam bentuk rumah utuh, karena ini sifatnya kedaruratan, kami hanya mengirimkan bantuan bahan bangunan seperti semen, seng, asbes dan kalsibot. Perlu kearifan lokal untuk membantu memperbaiki rumah rusak. Karena bantuan dari kita sifatnya simultan," bebernya.

Sementara untuk perbaikan fasilitas umum dikoordinasikan dengan instansi terkait seperti Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPUPRKP) serta Bappeda.

Baca juga : Kerugian akibat Siklon Cempaka di Gunungkidul Mencapai Rp 100 Miliar

Secara terpisah, anggota DPRD Gunungkidul, Wahyu Pradana Ade Putra mengatakan, pihaknya sudah melakukan pemantauan di sejumlah titik terdampak cuaca ekstrem beberapa waktu lalu. Seperti di Dusun Gelaran 1, Desa Bejiharjo, Karangmojo. Tanah petani di dusun itu hilang akibat disapu banjir.

"Kami berharap pemerintah memberikan bantuan kepada petani yang lahan pertaniannya rusak," harapnya.

Kompas TV Akibat angin kencang dan gelombang tinggi yang menghantam perairan selatan Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, talud hancur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com