Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puting Beliung Landa Kupang, Lebih dari 100 Rumah Rusak

Kompas.com - 02/11/2017, 20:02 WIB
Sigiranus Marutho Bere

Penulis

Kompas TV Puting Beliung Hancurkan Rumah Warga

KUPANG, KOMPAS.com - Lebih dari 100 rumah di Kelurahan Sikumana, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) rusak akibat terkena puting beliung, Kamis (2/11/2017) petang.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTT Tini Thadeus mengatakan, atap rumah warga rusak akibat diterbangkan angin.

"Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Rumah warga Sikumana yang rusak itu berada di RT 11, 12 dan 13. Angka sementara 100 lebih rumah yang rusak,"kata Tadeus kepada Kompas.com, Kamis malam.

Menurut Tadeus, petugas dari BPBD dan aparat pemerintah kelurahan dan kecamatan, sudah tiba di lokasi untuk memberikan pertolongan kepada warga. Pihaknya masih menunggu laporan lanjutan.

Baca juga: BNPB: Puting Beliung di Kepulauan Seribu Tak Terkait Reklamasi

"Saat ini warga tidak mengungsi dan warga lebih nyaman tidur di rumah tetangga. Kami sudah bantu sementara terpal, perlengkapan bayi bagi warga yang ada balita dan masih koordinasi untuk bantuan beras, mungkin besok akan dibagikan," sebutnya.

Sementara Kepala Pelaksana Penanggulangan Bencana Daerah Kota Kupang Ade Manafe mengatakan, ratusan rumah warga yang rusak itu tersebar di delapan Rukun Tetangga (RT) di wilayah itu.

"Kejadiannya sekitar pukul 13.30 Wita. Rumah warga pun rusak diterjang puting beliung,"kata Ade Kamis (2/10/2017) malam.

Puting beliung itu berdampak pada 108 jiwa warga Sikumana, termasuk tiga orang balita. Menurut dia terdapat 123 rumah rusak  dengan rincian 34 rumah kondisinya rusak berat, 67 rusak sedang, dan 22 rusak ringan. "Saat ini kita sedang mendistribusikan sejumlah bantuan kepada warga yang kena dampak, termasuk terpal dan makanan," sebutnya.

Secara terpisah BMKG Stasiun El Tari Kupang mengeluarkan peringatan kepada warga untuk mewaspadai fenomena cuaca ekstrim yang melanda daerah itu.

Puting beliung adalah sebuah kolom udara yang berputar di permukaan bumi sebagai produk dari awan cumulonimbus yang bersifat merusak.

Prakirawan BMKG Stasiun El Tari Kupang Ni Putu Nonik Prianti mengatakan karakteristik puting beliung yakni sehari sebelumnya udara terasa panas dan pengap, kemudian pada pagi hari sekitar pukul 10.00 terjadi pertumbuhan awan vertikal yang gelap cepat.

"Selanjutnya terbentuk awan comulonimbus yang besar, hitam dan gelap yang kemudian ranting dan dedaunan bergoyang kencang yang semakin lama semakn kencang dan terjadi puting beliung," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com