PEKANBARU, KOMPAS.com - Ruangan kelas bekas WC yang dijadikan tempat belajar anak murid SDN 002 Tanjung Kecamatan, Koto Kampar Hulu, Kabupaten Kampar, Riau, akhirnya ditutup. Pihak sekolah juga diminta mengajukan proposal CSR ke Pertamina jika ingin cepat dibangun kelas.
Kepala SDN 002 Tanjung, Apriwardi mengaku diperintahkan oleh Kepala Dinas (Kadis) Kampar, Aidil, untuk menutup ruang kelas tersebut.
Baca juga: Pj Bupati Janji Siswa SD di Kampar Tak Akan Lagi Belajar di Bekas WC
"Kemarin Pak Kadis sudah turun mengecek kelas bekas WC itu. Pak Kadis minta untuk sementara ini tolonglah ditutup ruangan tersebut. 'malu saya' katanya. Jadi, sekarang ruangan itu sudah kami tutup," sebut Apriwardi saat diwawancarai wartawan melalui sambungan telepon, Sabtu (15/6/2024).
Saat ini, kata dia, sebanyak 18 orang murid yang belajar di ruang bekas WC itu, dilakukan secara paralel. Proses belajar mengajar dibagi menjadi dua shift, pagi dan siang.
"Sebelum dana untuk pembangunan kelas baru turun, sekarang anak-anak kelas 1 A dan 1 B bergantian masuk pagi dan siang," kata Apriwardi.
Di samping itu, Apriwardi juga diminta untuk mengajukan proposal ke Pertamina Hulu Rokan (PHR) untuk mendapatkan dana Corporate Social Responsibility atau CSR.
"Kami diminta untuk antarkan proposal ke Pertamina Hulu Rokan untuk mendapatkan CSR. Katanya kalau mau cepat bangun kelas baru tahun ini, itulah langkahnya," beber Apriwardi.
Apriwardi menyebut, dirinya sempat memperlihatkan kondisi kelas bekas WC kepada Kadis Pendidikan.
"Saya lihatkan kemarin kondisi kelas itu k Pak Kadis. Saya bilang ini memang bekas WC, pak. Bangunannya sudah lama. Atapnya sudah mulai keropos, plafonnya tidak ada," ujar Apriwardi.
Diberitakan sebelumnya, sebuah ruangan belajar murid di Sekolah Dasar (SD) Negeri 002 di Desa Tanjung, Kecamatan Koto Kampar Hulu, Kabupaten Kampar, Riau, sangat memperihatinkan.
Bagaimana tidak, ruang tempat belajar anak-anak ini merupakan bekas bangunan water closet atau WC.
Kondisi bangunan yang tak layak pakai. Atapnya pun sudah berkarat dan mulai keropos.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala SDN 002 Tanjung, Apriwardi mengungkapkan bahwa bangunan bekas WC itu sudah lama digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.
"Sudah lima tahun anak-anak belajar di situ. Itu ruang belajar murid kelas satu," ungkap Apriwardi kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Selasa (11/6/2024) malam.
Dia menyebut, bangunan yang jauh dari kata layak tersebut diisi sebanyak 18 orang murid. Kondisi ini diakibatkan karena kurangnya ruang untuk belajar anak-anak.