Di satu sisi, pemerintah tidak bisa melarang masyarakat mendapat penghasilan rupiah lebih cepat. Di sisi lain, kebutuhan pangan mereka sangat bergantung pada barang-barang yang didatangkan dari luar Pulau.
"Kalau transportasi terkendala cuaca, harga kebutuhan pangan melonjak naik. Dan seandainya daerah yang diandalkan, Nunukan mengurangi produksinya. Bagaimana Nunukan bisa mendapat beras. Ini ancaman serius, sehingga Dinas Pertanian terus berusaha menstimulan petani untuk kembali aktif," tegasnya.
Beruntung, ada dua wilayah di Nunukan yang mampu eksis dalam budidaya padi. Salah satunya, surplus beras.
Yang pertama, Pulau Sebatik. Kedua dataran tinggi Krayan.
Di Pulau Sebatik, ada 690 hektar yang masih aktif dan menuai panen 2 kali setahun, dengan angka produksi 6.700 ton pertahun.
Merujuk data tersebut, pmerintah menjaga eksisting petani Pulau Sebatik, dengan terus memberi bantuan pupuk, mesin panen, dan mesin tanam.
"Jika semua sawah ditanami, Pulau Sebatik menuju swasembada beras. Kalaupun ada beli beras dari luar daerah, itu masalah selera saja," ungkap dia.
Sedangkan untuk dataran tinggi Krayan, telah lama mengalami surplus beras. Untuk diketahui, padi khas Krayan merupakan padi organik yang dikenal dengan beras Adan.
Ancaman eksistensi padi organic Krayan, terletak pada berkurangnya populasi kerbau, yang selama ini menjadi pembajak tanah dan penyubur sawah.
Tahun 2022, populasi kerbau Krayan berkurang menjadi 2.000 ekor, dari beberapa tahun sebelumnya, 10.000 ekor.
"Produksi padi Adan yang tadinya 5,5 ton perhektar, kini menjadi 3,7 ton saja. Meski masih sangat cukup untuk kebutuhan masyarakat, tapi berkurangnya produksi tentu bukan hal baik," kata Muhtar.
Untuk menjaga eksisting petani, DKPP Nunukan membuka seluas-luasnya ruang diskusi, membebaskan petani membeberkan masalahnya dan apa yang mereka butuhkan untuk segera dipenuhi.
DKPP juga segera menyusul memberikan bantuan bibit padi untuk lebih menstimulasi petani, dan terus berusaha menghidupkan lahan tidur.
"Silahkan bicara ke kami, apa yang dibutuhkan. Pupuk organik ada, mesin ada. Kami buka akses informasi secara luas. DKPP juga akan menyampaikan semua keluh kesah dan kebutuhan petani Nunukan ke Kementrian," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.