Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Saluang, Alat Musik Tradisional Khas Minangkabau

Kompas.com - 28/11/2023, 08:15 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

Orang Minangkabau percaya bahwa bahan yang paling bagus untuk membuat saluang adalah bambu tipis yang diambil dari talang jemuran kain atau talang hanyut yang ditemukan di sungai.

Saluang memiliki panjang sekitar 40 – 60 cm, dengan diameter 3 – 4 cm, dan memiliki empat buah lubang.

Dalam membuat lubang pada saluang, ditentukan dulu bagian atas dan bagian bawahnya.

Bagian atas saluang biasanya merupakan bagian ruas bambu yang diserut untuk dibuat meruncing sekitar 45 derajat sesuai dengan ketebalan bambu.

Untuk membuat empat buah lubang, lubang pertama dimulai dari dua per tiga dari panjang bambu yang diukur dari bagian atas. Kemudian dan lubang kedua dan seterusnya berjarak setengah lingkar bambu.

Besar setiap lubang pada saluang harus dibuat dengan garis tengah 0,5 cm agar menghasilkan suara yang bagus.

Karena pembuatan saluang cukup rumit, hanya orang yang ahli memainkan saluang sajalah yang bisa membuat saluang ini karena ada tata cara tersendiri dalam membuatnya.

Menurut Kasi Adat dan Nilai-nilai Tradisi Dinas Kebudayaan, Saparman, SH, untuk membuat satu lubang saluang sangat sakral dan biasanya pembuatannya dilakukan pada hari jum'at dan dibutuhkan waktu sampai satu minggu.

Selain itu, ada juga pembuatan lubang saluang yang dilakukan ketika ada orang yang meninggal.

Cara Memainkan Saluang

Diantara banyak keunikan yang terdapat pada alat musik tradisional Minangkabau ini, yang menarik adalah dari cara memainkannya.

Seperti diketahui, saluang dimainkan dengan cara ditiup. Namun ada teknik khusus dalam meniup alat musik ini.

Cara memainkan saluang adalah dengan meniup dan menarik nafas secara bersamaan, sehingga peniup saluang dapat memainkan alat musik ini dari awal hingga akhir lagu tanpa putus.

Teknik meniup saluang ini dinamakan juga sebagai teknik manyisian angok (menyisihkan nafas), dan keahlian ini dikembangkan dengan latihan yang terus menerus.

Selain itu, setiap nagari di Tanah Minang memiliki teknik meniup saluang dengan ciri khas masing-masing.

Singgalang, Pariaman, Solok Salayo, Koto Tuo, Suayan dan Pauah adalah nama daerah sekaligus nama gaya atau teknik dalam meniup saluang.

Gaya Singgalang dianggap sebagai teknik meniup saluang yang cukup sulit dimainkan oleh pemula, dan biasanya dimainkan pada awal lagu.

Sementara gaya Ratok Solok dari daerah Solok menjadi gaya meniup saluang yang nadanya paling sedih di telinga.

Hal inilah yang memunculkan keragaman gaya meniup dan memainkan saluang, yang juga menjadi daya tarik tersendiri.

Sumber:
warisanbudaya.kemdikbud.go.id  
sumbarprov.go.id  
sumbarprov.go.id  

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Komplotan Pembobol Rumah di Semarang Pura-Pura Jualan Minyak Urut untuk Cari Target

Komplotan Pembobol Rumah di Semarang Pura-Pura Jualan Minyak Urut untuk Cari Target

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Rabu 22 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Rabu 22 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Stigma terhadap Aceh Bakal Menguat jika BNN Razia Kuliner Mengandung Ganja

Stigma terhadap Aceh Bakal Menguat jika BNN Razia Kuliner Mengandung Ganja

Regional
Hapus Stigma Makanan Aceh Mengandung Ganja, BNN Bakal Razia Rumah Makan

Hapus Stigma Makanan Aceh Mengandung Ganja, BNN Bakal Razia Rumah Makan

Regional
Remaja di Kupang Tikam Seorang Pria karena Dianiaya Saat Melintas di Acara Pesta Ulang Tahun

Remaja di Kupang Tikam Seorang Pria karena Dianiaya Saat Melintas di Acara Pesta Ulang Tahun

Regional
Berendam di Pemandian Air Panas, Warga Ambarawa Meninggal Usai Membasahi Kaki

Berendam di Pemandian Air Panas, Warga Ambarawa Meninggal Usai Membasahi Kaki

Regional
Ikut Penjaringan Pilkada di Empat Partai, Sekda Semarang: Kehendak Semesta

Ikut Penjaringan Pilkada di Empat Partai, Sekda Semarang: Kehendak Semesta

Regional
Perayaan Waisak, Ada Pelarungan Pelita di Sekitar Candi Borobudur

Perayaan Waisak, Ada Pelarungan Pelita di Sekitar Candi Borobudur

Regional
Goa Garunggang di Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Goa Garunggang di Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Regional
Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Regional
Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Regional
Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata Mereka

Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata Mereka

Regional
Teknisi di Lampung Gondol Rp 1,3 Miliar, Curi dan Jual Data Internet

Teknisi di Lampung Gondol Rp 1,3 Miliar, Curi dan Jual Data Internet

Regional
Warga Cepu Temukan Fosil Gading Gajah Purba, Diduga Berusia 200.000 Tahun

Warga Cepu Temukan Fosil Gading Gajah Purba, Diduga Berusia 200.000 Tahun

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com