KOMPAS.com - Saluang adalah alat musik tradisional Minangkabau yang terbuat dari talang atau bambu berukuran kecil.
Sekilas saluang memang terlihat seperti seruling, karena bentuk dan cara memainkannya juga sekilas hampir serupa.
Namun saluang memiliki bunyi dan irama khas, yang bisa mengingatkan perantau kepada suasana di kampung halaman.
Baca juga: Mengenal Garantung, Alat Musik Tradisional Sumatera Utara
Dilansir dari laman sumbarprov.go.id, memang alat musik tradisional ini tergolong alat musik seruling, hanya saja cara membuat dan memainkan saluang lebih rumit.
Lebih lanjut, secara etimologis nama saluang diambil dari nama seruling panjang yang menjadi alat musik pengiring dalam pertunjukan musik Saluang jo Dendang-Saluang.
Baca juga: Mengenal Calung, Alat Musik Tradisional Sunda Penghibur Hati yang Bingung
Dilansir dari laman Kemendikbud, asal-usul lahirnya instrumen saluang Minangkabau ternyata cukup menarik.
Baca juga: Daftar Nama Alat Musik Tradisional dari 38 Provinsi di Indonesia
Maestro saluang Minangkabau, Riyanto menyebut bahwa saluang lahir dari kebiasaan orang Minang pada zaman dahulu yang menggunakan talang ketika menghidupkan api di tungku untuk memasak dengan cara ditiup.
Saat ditiup, talang tersebut biasanya akan mengeluarkan bunyi yang terdengar unik yaitu ‘luang, luang’.
Dari bunyi talang tersebut, tercipta bentuk alat musik tiup tradisional Minangkabau yang kini dikenal dengan nama saluang.
Dalam sejarah perkembangannya, dikenal beberapa jenis saluang yang tersebar di beberapa daerah Minangkabau, seperti Saluang Darek, Saluang Sirompak, Saluang Pauh, Saluang Panjang, Saluang Sungai Pagu dan lain sebagainya.
Setiap jenis saluang memiliki ciri khas masing-masing sesuai daerah tempat berkembangnya, mulai dari teknik memainkan hingga bentuknya
Awalnya, alat musik saluang berkembang di sekitaran Gunung Singgalang yang kemudian menyebar ke Agam, Tanah Datar, dan Lima Puluh Kota (Luak nan Tigo).
Di daerah rantau, saluang yang berkembang di Luak Nan Tigo dikenal dengan Saluang Darek, yang di daerah Singgalang dekat kaki Gunung Singgalang, disebut juga dengan Saluang Singgalang.
Saluang kemudian berkembang ke seluruh wilayah Minangkabau dan seiring berjalannya waktu, masing-masing daerah memiliki ciri khas tersendiri.
Saluang merupakan alat musik tiup yang terbuat dari bambu tipis atau talang (Schizostachyum branchycaldum Kurz).