Salin Artikel

Mengenal Saluang, Alat Musik Tradisional Khas Minangkabau

KOMPAS.com - Saluang adalah alat musik tradisional Minangkabau yang terbuat dari talang atau bambu berukuran kecil.

Sekilas saluang memang terlihat seperti seruling, karena bentuk dan cara memainkannya juga sekilas hampir serupa.

Namun saluang memiliki bunyi dan irama khas, yang bisa mengingatkan perantau kepada suasana di kampung halaman.

Dilansir dari laman sumbarprov.go.id, memang alat musik tradisional ini tergolong alat musik seruling, hanya saja cara membuat dan memainkan saluang lebih rumit.

Lebih lanjut, secara etimologis nama saluang diambil dari nama seruling panjang yang menjadi alat musik pengiring dalam pertunjukan musik Saluang jo Dendang-Saluang.

Asal-usul Saluang

Dilansir dari laman Kemendikbud, asal-usul lahirnya instrumen saluang Minangkabau ternyata cukup menarik.

Maestro saluang Minangkabau, Riyanto menyebut bahwa saluang lahir dari kebiasaan orang Minang pada zaman dahulu yang menggunakan talang ketika menghidupkan api di tungku untuk memasak dengan cara ditiup.

Saat ditiup, talang tersebut biasanya akan mengeluarkan bunyi yang terdengar unik yaitu ‘luang, luang’.

Dari bunyi talang tersebut, tercipta bentuk alat musik tiup tradisional Minangkabau yang kini dikenal dengan nama saluang.

Dalam sejarah perkembangannya, dikenal beberapa jenis saluang yang tersebar di beberapa daerah Minangkabau, seperti Saluang Darek, Saluang Sirompak, Saluang Pauh, Saluang Panjang, Saluang Sungai Pagu dan lain sebagainya.

Setiap jenis saluang memiliki ciri khas masing-masing sesuai daerah tempat berkembangnya, mulai dari teknik memainkan hingga bentuknya

Awalnya, alat musik saluang berkembang di sekitaran Gunung Singgalang yang kemudian menyebar ke Agam, Tanah Datar, dan Lima Puluh Kota (Luak nan Tigo).

Di daerah rantau, saluang yang berkembang di Luak Nan Tigo dikenal dengan Saluang Darek, yang di daerah Singgalang dekat kaki Gunung Singgalang, disebut juga dengan Saluang Singgalang.

Saluang kemudian berkembang ke seluruh wilayah Minangkabau dan seiring berjalannya waktu, masing-masing daerah memiliki ciri khas tersendiri.

Cara Pembuatan Saluang

Saluang merupakan alat musik tiup yang terbuat dari bambu tipis atau talang (Schizostachyum branchycaldum Kurz).

Orang Minangkabau percaya bahwa bahan yang paling bagus untuk membuat saluang adalah bambu tipis yang diambil dari talang jemuran kain atau talang hanyut yang ditemukan di sungai.

Saluang memiliki panjang sekitar 40 – 60 cm, dengan diameter 3 – 4 cm, dan memiliki empat buah lubang.

Dalam membuat lubang pada saluang, ditentukan dulu bagian atas dan bagian bawahnya.

Bagian atas saluang biasanya merupakan bagian ruas bambu yang diserut untuk dibuat meruncing sekitar 45 derajat sesuai dengan ketebalan bambu.

Untuk membuat empat buah lubang, lubang pertama dimulai dari dua per tiga dari panjang bambu yang diukur dari bagian atas. Kemudian dan lubang kedua dan seterusnya berjarak setengah lingkar bambu.

Besar setiap lubang pada saluang harus dibuat dengan garis tengah 0,5 cm agar menghasilkan suara yang bagus.

Karena pembuatan saluang cukup rumit, hanya orang yang ahli memainkan saluang sajalah yang bisa membuat saluang ini karena ada tata cara tersendiri dalam membuatnya.

Menurut Kasi Adat dan Nilai-nilai Tradisi Dinas Kebudayaan, Saparman, SH, untuk membuat satu lubang saluang sangat sakral dan biasanya pembuatannya dilakukan pada hari jum'at dan dibutuhkan waktu sampai satu minggu.

Selain itu, ada juga pembuatan lubang saluang yang dilakukan ketika ada orang yang meninggal.

Cara Memainkan Saluang

Diantara banyak keunikan yang terdapat pada alat musik tradisional Minangkabau ini, yang menarik adalah dari cara memainkannya.

Seperti diketahui, saluang dimainkan dengan cara ditiup. Namun ada teknik khusus dalam meniup alat musik ini.

Cara memainkan saluang adalah dengan meniup dan menarik nafas secara bersamaan, sehingga peniup saluang dapat memainkan alat musik ini dari awal hingga akhir lagu tanpa putus.

Teknik meniup saluang ini dinamakan juga sebagai teknik manyisian angok (menyisihkan nafas), dan keahlian ini dikembangkan dengan latihan yang terus menerus.

Selain itu, setiap nagari di Tanah Minang memiliki teknik meniup saluang dengan ciri khas masing-masing.

Singgalang, Pariaman, Solok Salayo, Koto Tuo, Suayan dan Pauah adalah nama daerah sekaligus nama gaya atau teknik dalam meniup saluang.

Gaya Singgalang dianggap sebagai teknik meniup saluang yang cukup sulit dimainkan oleh pemula, dan biasanya dimainkan pada awal lagu.

Sementara gaya Ratok Solok dari daerah Solok menjadi gaya meniup saluang yang nadanya paling sedih di telinga.

Hal inilah yang memunculkan keragaman gaya meniup dan memainkan saluang, yang juga menjadi daya tarik tersendiri.

Sumber:
warisanbudaya.kemdikbud.go.id  
sumbarprov.go.id  
sumbarprov.go.id  

https://regional.kompas.com/read/2023/11/28/081534578/mengenal-saluang-alat-musik-tradisional-khas-minangkabau

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke