KOMPAS.com - Henti Lerek (38) kini sukses mengembangkan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Ina Florata bersama ibu-ibu di Kampung Belang, Desa Watokobu, Kecamatan Nubatukan, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Meski baru beranggotan empat orang, mereka sudah memproduksi sejumlah olahan pangan lokal.
Produk UMKM Florata mulai diminati masyarakat Lembata, Flores Timur, Ende, Sikka, bahkan sampai wilayah Jabodetabek.
Baca juga: Produksi Beras Berkurang, Perguruan Tinggi Diminta Kenalkan Pangan Lokal
UMKM Ina Florata dibentuk pada Juli 2023. Mereka fokus mengembangkan olahan pangan lokal, seperti jagung titi, kripik pisang, dan kripik ubi.
Henti bercerita, ketertarikannya membuka usaha itu karena banyak ibu-ibu di kampungnya yang tidak memiliki pekerjaan. Bahkan ada yang pergi merantau ke Kalimantan, Papua, dan Malaysia.
Padahal, ungkapnya, ada banyak potensi lokal yang bisa dikembangkan di desa, seperti jagung, ubi, dan pisang.
"Banyak sekali adik-adik, ibu-ibu hanya duduk nongkrong. Makanya saya berpikir bagaimana teman-teman ini saya berdayakan agar bisa ada pekerjaan," ujarnya Henti saat dihubungi, Selasa (31/10/2023).
Henti kemudian mulai putar otak. Namun salah satu kendala utama ia hadapi adalah modal awal.
Ia kemudian memberanikan diri meminta bantuan salah satu sahabatnya di Jakarta.
"Kami waktu itu sangat senang karena dapat bantuan modal awal dari teman saya. Akhirnya saya mengajak teman-teman lain buka UMKM Ina Florata. Sekarang anggotanya sudah empat orang," tuturnya.
Baca juga: Mengenal Potensi Pangan Lokal Papua
UMKM Ina Florata mengalami perkembangan yang cukup pesat. Saat ini lebih dari 1.000 kemasan jagung titi laku terjual.
Pasarannya tidak hanya di wilayah NTT. Ada juga pesanan dari Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.
Dia menerangkan, untuk wilayah seputar Lembata, Flores Timur, harga jagung titi, keripik pisang dan keripik ubi dibenderol Rp 10.000 pe bungkus.
"Tetapi kalau di luar dua wilayah ini harganya naik karena biaya ongkir. Untuk sementara yang lebih banyak dipesan jagung titi," bebernya.
Henti mengatakan, kehadiran UMKM Ina Florata tak sekadar melestarikan pangan lokal, tetapi lebih pada bagaimana memberdayakan kaum perempuan.