Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 31/08/2023, 07:12 WIB
Syarifudin,
Andi Hartik

Tim Redaksi

BIMA, KOMPAS.com - Petugas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan penggeledahan di rumah pribadi Wali Kota Bima Muhammad Lutfi selama hampir tiga jam pada Rabu (30/08/2023). Dalam waktu bersamaan, penyidik juga ikut menggeledah kediaman milik pejabat Dinas PUPR Kota Bima.

Penggeledahan hari kedua ini dilakukan KPK guna mencari dokumem penting dalam kasus dugaan suap dan gratifikasi dana rehab rekon pasca-banjir senilai Rp 166 miliar tahun 2017-2018.

Di hari kedua ini, petugas KPK terbagi menjadi dua tim untuk menyisir sasaran penggeledahan. Satu tim bergerak ke rumah wali kota Bima dan satu tim lainya menyasar rumah pribadi pejabat PUPR yang menduduki jabatan sebagai kepala Workshop.

Baca juga: Tak Cuma Rumah Wali Kota Bima, KPK Juga Geledah Kantor Dinas PUPR dan BPBD Kota Bima

Di kediaman wali kota, mereka datang sekitar pukul 14.00 Wita dengan dikawal pasukan Brimob Polda NTB.

Pantauan Kompas.com, petugas KPK datang menggunakan kendaraan minibus warna hitam yang terparkir di halaman rumah orang nomor satu di Kota Bima itu.

Baca juga: Wakil Wali Kota Bima Sebut Penggeledahan KPK Ganggu Kondisi Psikis ASN

Mereka turun dari mobil dan langsung berjalan menuju pintu utama rumah wali kota Bima.

Sementara itu, tampak dua aparat berjaga di luar halaman lengkap dengan membawa senjata laras panjang. Suasana yang sama juga terlihat di rumah pejabat PUPR.

Penggeledahan di rumah pribadi wali kota ini dilakukan selama hampir tiga jam. Sejumlah penyidik KPK meninggalkan kediaman lutfi sekitar pukul 17.30 Wita. Mereka dilaporkan tak membawa sesuatu dari rumah itu.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bima, Mukhtar Landa, yang dikonfirmasi, mengatakan, tak ada dokumen yang disita dari rumah atasannya tersebut.

Beda halnya saat di Kantor Wali Kota, ada sejumlah koper besar yang diduga berisi dokumen yang dibawa KPK usai penggeledahan.

"Betul, tim penyidik KPK melakukan pengeledahan di rumah Pak Wali Kota. Namun dari laporan yang saya terima, tidak ada dokumen yang dibawa. Enggak ada," kata Mukhtar Landa saat dihubungi Kompas.com.

Halaman:


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Kampanye Dimulai, Caleg di Kabupaten Semarang Pasang Baliho dengan 11 Wajah

Kampanye Dimulai, Caleg di Kabupaten Semarang Pasang Baliho dengan 11 Wajah

Regional
Anak Gajah Berusia 2 Tahun Mati di Riau, Berawal dari Luka Kena Jerat

Anak Gajah Berusia 2 Tahun Mati di Riau, Berawal dari Luka Kena Jerat

Regional
Adu Banteng Mobil Pikap vs Honda Astrea Grand di Wonogiri, Pengemudi Motor Tewas

Adu Banteng Mobil Pikap vs Honda Astrea Grand di Wonogiri, Pengemudi Motor Tewas

Regional
Pemkot Semarang Ajukan UMK Naik 6 Persen, Jadi Rp 3,2 Juta

Pemkot Semarang Ajukan UMK Naik 6 Persen, Jadi Rp 3,2 Juta

Regional
Usai Viral, Ajudan Bupati Toraja Utara yang Diduga Aniaya Warga Berdamai

Usai Viral, Ajudan Bupati Toraja Utara yang Diduga Aniaya Warga Berdamai

Regional
Menara Pandang Banjarmasin, Ikon Kota Seribu Sungai

Menara Pandang Banjarmasin, Ikon Kota Seribu Sungai

Regional
Masa Kampanye Dimulai, Belum Ada Kepala Daerah di Jateng yang Ajukan Cuti

Masa Kampanye Dimulai, Belum Ada Kepala Daerah di Jateng yang Ajukan Cuti

Regional
Pelaku Pelecehan di Tempat Cuci Mobil Semarang Ditetapkan Tersangka

Pelaku Pelecehan di Tempat Cuci Mobil Semarang Ditetapkan Tersangka

Regional
Mengenal Kinara, Bocah Asal Semarang yang Viral Jago Bahasa Inggris

Mengenal Kinara, Bocah Asal Semarang yang Viral Jago Bahasa Inggris

Regional
Pemkab Sikka Sebut Pengelola Pasar Wuring Belum Kantongi 3 Syarat Utama

Pemkab Sikka Sebut Pengelola Pasar Wuring Belum Kantongi 3 Syarat Utama

Regional
Lewat Festival Cisadane 2023, Pemkot Tangerang Sukses Bangkitkan Perekonomian UMKM

Lewat Festival Cisadane 2023, Pemkot Tangerang Sukses Bangkitkan Perekonomian UMKM

Regional
Olah TKP Kasus Tewasnya Bos Grosir Mainan, Polisi Hadirkan Anak Bungsu Korban

Olah TKP Kasus Tewasnya Bos Grosir Mainan, Polisi Hadirkan Anak Bungsu Korban

Regional
Hendak Diselundupkan ke Tarakan, 73 Sepatu Branded Ilegal Asal Malaysia Diamankan di Nunukan

Hendak Diselundupkan ke Tarakan, 73 Sepatu Branded Ilegal Asal Malaysia Diamankan di Nunukan

Regional
Gempa M 5,0 Guncang Morotai Maluku Utara, Tak Berisiko Tsunami

Gempa M 5,0 Guncang Morotai Maluku Utara, Tak Berisiko Tsunami

Regional
Kades di Pandeglang Ancam Coret Penerima Bansos jika Beda Pilihan Partai dan Caleg

Kades di Pandeglang Ancam Coret Penerima Bansos jika Beda Pilihan Partai dan Caleg

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com