KOMPAS.com- Cegah konflik manusia dengan gajah, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Selatan memasang satu unit global positioning system (GPS) collar kepada kelompok gajah ketiga di kantong habitat Sugihan-Simpang Heran, Kabupaten Ogan Komering (OKI).
Alat tersebut dipasangkan ke seekor gajah berusia 25 tahun dengan berat 2.783 kilogram yang bernama Meisyah.
Baca juga: Kelahiran Bayi Gajah Way Kambas Yongki, Asa Baru Konservasi Gajah Sumatera
“Pemasangan GPS collar ini diharapkan dapat membantu dalam memahami prinsip berbagi ruang hidup antara manusia dan gajah, serta merumuskan strategi aksi konservasi yang efektif,” kata Sugito, Kepala Seksi Konservasi Wilayah III Balai KSDA Sumsel, dalam keterangan tertulisnya, Senin (15/5/2023).
Meisyah sendiri merupakan bagian dari kelompok ketiga dengan jumlah populasi gajah sebanyak 13 ekor.
Sugito menambahkan, pemasangan GPS collar ke Meisyah itu merupakan ketiga kalinya.
Baca juga: Diduga Sakit Gigi, Gajah Sumatera Bernama Sekar Mati Usia 67 Tahun di Semarang Zoo
Pada tahun lalu, mereka telah memasang dua GPS collar ke dua gajah yang berasal dari dua kelompok.
Kelompok pertama GPS collar dipasang ke Meilani dengan populasi gajah 34 ekor dan kelompok kedua yakni Meissi dengan jumlah populasi gajah 14 ekor.
Menurut Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati, Spesies dan Genetik, Indra Exploitasia, upaya ini merupakan bentuk asistensi melekat BKSDA Sumsel kepada mitra pemegang PBPH yang arealnya terdapat satwa liar dilindungi.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.