Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berburu Kopi Luwak Organik di Desa Tepal

Kompas.com - 18/04/2023, 07:41 WIB
Susi Gustiana,
Andi Hartik

Tim Redaksi

Sebelum menjadi petani kopi di kampung halaman, Sulhafat pernah bekerja di Bali dan Jakarta. Ia tidak pernah memilih pekerjaan. Saat itu, pandemi Covid-19 membuatnya harus pulang kampung.

Hingga kini, ia masih betah mengabdi di kampung. Kebun kopi yang berjarak 2 kilometer dari perkampungan itu berada di atas pegunungan Puncak Ngengas.

Sebagai wilayah hutan lindung, Desa Tepal diapit oleh tiga wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) yaitu Batu Lanteh, Puncak Ngengas dan Orong Telu.

Perjalanan berliku, berbatu dan berlubang akan memacu adrenalin saat menuju kebun kopi. Jalan yang licin dan berlumpur semakin sulit dilalui ketika musim penghujan seperti sekarang ini.

Baca juga: Mengenang Letusan Tambora dari Peninggalan Kerajaan Sanggar

Di jalan maupun di kebun kopi ada banyak lintah karena kondisi tanah yang basah dan lembab.

Bagi pemuda seperti Sulhafat, berburu kopi luwak cukup menyenangkan karena selain mengisi kekosongan sambil menunggu musim panen kopi pada Juli dan Agustus, aktivitas itu sekaligus memberikan tambahan penghasilan.

"Hasil berburu kopi luwak tidak menentu, dalam satu hari jika nasib baik bisa dapat keseluruhan 1-2 kilogram, tetapi pernah juga tidak dapat sama sekali," kata Sulhafat.

Baca juga: Melacak Jejak Kima Raksasa yang Terkubur Letusan Tambora di Teluk Nangamiro, NTB

Kopi luwak adalah kopi yang berasal dari kotoran luwak atau musang kelapa. Ada dua jenis kopi luwak, liar dan penangkaran. Namun, di Desa Tepal belum ada kopi luwak penangkaran, hanya ada luwak liar.

Haris mengatakan, luwak yang dikandang tak leluasa bergerak untuk memilih buah kopi terbaik karena makanan disodorkan oleh pemelihara.

Ketika luwaknya liar, maka bisa hidup lebih bebas karena bisa memilih jenis kopi yang berkualitas.

"Luwak liar akan menghasilkan kopi luwak yang bercita rasa tinggi," kata Haris.

Kebun kopi yang kali ini didatangi adalah milik orangtua Haris, yaitu bapak Ulumuddin.

"Ini kebun kopi arabika tertua di Tepal. Ada sejarahnya kebun ini," ungkap Haris.

Ia menambahkan, luwak memiliki naluri untuk memilih kopi paling bagus dan naluri itu menjadi proses awal menentukan kualitas kopi luwak terbaik.

Halaman:


Terkini Lainnya

Disdikbud Jateng Larang 'Study Tour' Sejak 2020, Alasannya agar Tak Ada Pungutan di Sekolah

Disdikbud Jateng Larang "Study Tour" Sejak 2020, Alasannya agar Tak Ada Pungutan di Sekolah

Regional
Cemburu, Seorang Pria Tikam Mahasiswa yang Sedang Tidur

Cemburu, Seorang Pria Tikam Mahasiswa yang Sedang Tidur

Regional
Momen Iriana Jokowi dan Selvi Ananda Naik Mobil Hias Rajamala, Tebar Senyum dan Pecahkan Rekor Muri

Momen Iriana Jokowi dan Selvi Ananda Naik Mobil Hias Rajamala, Tebar Senyum dan Pecahkan Rekor Muri

Regional
Pemkab Bangka Tengah Larang Acara Perpisahan di Luar Sekolah

Pemkab Bangka Tengah Larang Acara Perpisahan di Luar Sekolah

Regional
Kenangan Muslim di Sungai Bukik Batabuah yang Kini Porak Poranda

Kenangan Muslim di Sungai Bukik Batabuah yang Kini Porak Poranda

Regional
2 Tahun Buron, Tersangka Perusak Hutan Mangrove Belitung Timur Ditangkap di Palembang

2 Tahun Buron, Tersangka Perusak Hutan Mangrove Belitung Timur Ditangkap di Palembang

Regional
Kasus Korupsi Impor Gula PT SMIP, Mantan Kepala Bea Cukai Riau Jadi Tersangka

Kasus Korupsi Impor Gula PT SMIP, Mantan Kepala Bea Cukai Riau Jadi Tersangka

Regional
Soal Mahasiswa KIP Kuliah Salah Sasaran, Rektor Baru Undip Masih Buka Aduan

Soal Mahasiswa KIP Kuliah Salah Sasaran, Rektor Baru Undip Masih Buka Aduan

Regional
Gubernur Jambi Tuntut Ganti Rugi dari Pemilik Tongkang Batu Bara Penabrak Jembatan

Gubernur Jambi Tuntut Ganti Rugi dari Pemilik Tongkang Batu Bara Penabrak Jembatan

Regional
Dugaan Korupsi Bantuan Korban Konflik, Kantor Badan Reintegrasi Aceh Digeledah

Dugaan Korupsi Bantuan Korban Konflik, Kantor Badan Reintegrasi Aceh Digeledah

Regional
Kepala Dinas Pendidikan Riau Ditahan, Korupsi Perjalanan Dinas Rp 2,3 Miliar

Kepala Dinas Pendidikan Riau Ditahan, Korupsi Perjalanan Dinas Rp 2,3 Miliar

Regional
Keluh Kesah Pedagang Pasar Mardika Baru Ambon: Sepi, Tak Ada yang Datang

Keluh Kesah Pedagang Pasar Mardika Baru Ambon: Sepi, Tak Ada yang Datang

Regional
Pilkada Kota Magelang, Syarat Parpol Usung Calon Minimal Ada 5 Kursi DPRD

Pilkada Kota Magelang, Syarat Parpol Usung Calon Minimal Ada 5 Kursi DPRD

Regional
Update Banjir Bandang Sumbar: 59 Orang Meninggal, 16 Hilang

Update Banjir Bandang Sumbar: 59 Orang Meninggal, 16 Hilang

Regional
Kejagung Dalami Perjanjian Pisah Harta Harvey Moeis dan Sandra Dewi

Kejagung Dalami Perjanjian Pisah Harta Harvey Moeis dan Sandra Dewi

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com