Setelah dinyatakan meninggal dunia, jenazah Sharifah Dzakira Ramadhani langsung dibawa pulang untuk dimakamkan di permakaman umum Desa Naru, Kecamatan Sape.
Tiga hari setelah meninggalnya bocah yang baru duduk di bangku kelas 3 sekolah dasar (SD) itu, putri bungsunya Alesha Naufallyn Rabbani kemudian jatuh sakit.
Sebelumnya, Alesha terlihat sehat bahkan sempat menemani orangtuanya untuk ziarah ke makam sang kakak.
Baca juga: Kasus Capai 172 dan 4 Meninggal, Kota Bima Tetapkan Status KLB DBD
Sepulang dari makam, Alesha juga sempat bermain dengan anak seusianya disekitar rumah tempat mereka tinggal.
Karena gejala demam yang dialami, Irvan bersama sang istri hari itu juga langsung membawa Alesha ke Puskesmas Sape.
Saat diperiksa oleh tim medis puskesmas trombositnya dinyatakan normal, namun penyakitnya mengarah ke DBD.
"Alesha kemudian dirujuk ke rumah sakit. Dia ditangani oleh dokter anak yang juga menangani kakaknya waktu itu," jelasnya.
Menurut Irvan, saat tiba di rumah sakit kondisi Alesha tampak sehat dan masih bisa berinteraksi dengan keluarga yang datang menemaninya.
Baca juga: 12 Meninggal akibat DBD, Pemkab Bima Bahas Penetapan Status KLB
Tim dokter yang memeriksa saat itu hanya menyampaikan bahwa kaki Alesha kedinginan, sehingga harus dipasangkan cairan infus dan disuntikan obat.
Setelah pemasangan infus infus dan penyuntikan obat, kesehatan Alesha berangsur membaik, ia bahkan sempat main HP dan makan cukup banyak.
Namun tidak lama berselang, tepatnya pada 26 Januari dini hari, Alesha mulai kejang-kejang hingga menghembuskan nafas terakhirnya.
"Kami sebagai keluarga sebenarnya belum menerima kejadian ini. Tapi mau bagaimana lagi, mungkin itu sudah ajal anak saya," ujar Irvan.