Salin Artikel

Cerita Keluarga di Bima Kehilangan 2 Putri karena DBD dalam Sepekan

Dua bocah tersebut dinyatakan meninggal dunia akibat terjangkit penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).

Ironisnya, mereka meninggal hanya dalam rentan waktu sepekan, pada 20 dan 26 Januari 2023.

Irvan, ayah dua bocah tersebut menceritakan, putri pertamanya Sharifah Dzakira Ramadhani awalnya mengidap gejala demam selama tiga hari di rumah.

Karena gejala demamnya itu memuncak pada hari ke empat, ia bersama sang istri kemudian merujuknya ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bima.

Setelah mendapat penanganan dari tim dokter rumah sakit, buah hatinya itu tampak segar dan sehat.

Namun pada hari ke tujuh kondisi kesehatan sang anak memburuk, trombositnya menurun serta tubuhnya kejang-kejang.

Saat ditangani tim medis buah hatinya tak lama dinyatakan meninggal dunia dengan diagnosis positif DBD.

"Meninggalnya siang hari pada tanggal 20 Januari. Kata tim dokter yang menangani saat itu, anak saya itu positif DBD," kata Irvan saat dikonfirmasi, Sabtu (11/2/2023).


Setelah dinyatakan meninggal dunia, jenazah Sharifah Dzakira Ramadhani langsung dibawa pulang untuk dimakamkan di permakaman umum Desa Naru, Kecamatan Sape.

Tiga hari setelah meninggalnya bocah yang baru duduk di bangku kelas 3 sekolah dasar (SD) itu, putri bungsunya Alesha Naufallyn Rabbani kemudian jatuh sakit.

Sebelumnya, Alesha terlihat sehat bahkan sempat menemani orangtuanya untuk ziarah ke makam sang kakak.

Sepulang dari makam, Alesha juga sempat bermain dengan anak seusianya disekitar rumah tempat mereka tinggal.

Karena gejala demam yang dialami, Irvan bersama sang istri hari itu juga langsung membawa Alesha ke Puskesmas Sape.

Saat diperiksa oleh tim medis puskesmas trombositnya dinyatakan normal, namun penyakitnya mengarah ke DBD.

"Alesha kemudian dirujuk ke rumah sakit. Dia ditangani oleh dokter anak yang juga menangani kakaknya waktu itu," jelasnya.

Menurut Irvan, saat tiba di rumah sakit kondisi Alesha tampak sehat dan masih bisa berinteraksi dengan keluarga yang datang menemaninya.

Tim dokter yang memeriksa saat itu hanya menyampaikan bahwa kaki Alesha kedinginan, sehingga harus dipasangkan cairan infus dan disuntikan obat.

Setelah pemasangan infus infus dan penyuntikan obat, kesehatan Alesha berangsur membaik, ia bahkan sempat main HP dan makan cukup banyak.

Namun tidak lama berselang, tepatnya pada 26 Januari dini hari, Alesha mulai kejang-kejang hingga menghembuskan nafas terakhirnya.

"Kami sebagai keluarga sebenarnya belum menerima kejadian ini. Tapi mau bagaimana lagi, mungkin itu sudah ajal anak saya," ujar Irvan.


Irvan tidak berani menaruh curiga atas dugaan kelalaian yang dilakukan oleh tim dokter yang menangani dua putrinya itu.

Saat ini ia hanya berusaha fokus menjalani hari-harinya bersama sang istri setelah kehilangan dua putrinya akibat DBD.

Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bima mengonfirmasi penambahan kasus kematian anak akibat DBD.

Dari 1 Januari sampai 7 Februari 2023 kemarin, sudah 10 orang meninggal dunia. Sementara 47 orang tengah menjalani perawatan intensif di rumah sakit dan puskesmas.

"10 orang meninggal per 7 Februari ini," kata Kepala Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan (Prokopim) Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Bima, Suryadin saat dikonfirmasi, Selasa (7/2/2023).

Suryadin mengatakan, meski ada penambahan kasus kematian warga akibat DBD, namun secara umum perkembangan penyakit ini sudah melandai. Hal itu ditandai meningkatnya kesembuhan pasien hingga 76 persen per 7 Februari 2023.

Berdasarkan data terkini yang disampaikan satuan tugas penanganan DBD Kabupaten Bima, jumlah total warga positif DBD sudah 246 orang. Sebanyak 189 orang di antaranya telah dinyatakan sembuh, sedangkan 10 orang meninggal dunia, dan 47 orang masih dirawat.

Menurut dia, dengan melihat data kasus itu maka persentase kematian menurun dari 4,76 persen menjadi 4,47 persen.

"Meski belum sepenuhnya tuntas, namun penanganan penyakit DBD menunjukkan perkembangan yang baik," ujarnya.

https://regional.kompas.com/read/2023/02/11/113339678/cerita-keluarga-di-bima-kehilangan-2-putri-karena-dbd-dalam-sepekan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke