"Tahun lalu ada juga kejadian seperti ini, tapi memang tak sebanyak sekarang ini ikan yang mati. Jadi, waktu itu kita minta waspada, menjaga lingkungan, tebar benihnya sesuai kapasitas keramba dan bagaimana memberikan pakan yang baik," tutup Herman.
Baca juga: Bukan Virus, Ikan di Keramba Waduk PLTA Koto Panjang Mati karena Bakteri
Diberitakan sebelumnya, Muhammad Joni, selaku ketua kelompok tani ikan mas keramba mengatakan bahwa sekitar 15 ton ikan mas mati setiap hari.
Menurutnya, penyakit ini sudah muncul sejak awal Januari 2023. Namun, sejak sepuluh hari terakhir, semakin banyak ikan mas yang mati.
"Dalam sepuluh hari terakhir luar biasa banyak ikan mas yang mati. Kalau awalnya cuma satu-satu yang mati, tapi sekarang sudah menyeluruh. Karena di lokasi keramba musim hujan, jadi kalau suhunya di bawah 30 derajat, virus semakin ganas, makin banyak ikan mati," sebut Joni.
Joni mengatakan, jumlah keramba ikan mas di kawasan waduk PLTA Koto Panjang sekitar 1.000 unit. Satu keramba rata-rata isinya 2 ton ikan mas. Namun, setelah banyaknya ikan mati akibat penyakit, petani hanya bisa panen 500 sampai 600 kilogram.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.