PEKANBARU, KOMPAS.com-Belasan ton ikan mas setiap hari mati dalam keramba kelompok tani di waduk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Koto Panjang, Kabupaten Kampar, Riau.
Ahli Penyakit Ikan dari Universitas Riau Profesor Irwan Effendi mengatakan, penyebab ikan mas itu mati bukan karena virus, melainkan karena bakteri.
"Itu akibat bakteri Aeromonas hydrophila. Bakteri ini merupakan salah satu jenis bakteri yang menyerang ikan air tawar," kata Irwan saat diwawancarai Kompas.com melalui sambungan telepon, Kamis (2/2/2023).
Baca juga: Pemkab Ponorogo Pastikan Ribuan Ikan Mati di Telaga Ngebel karena Belerang
Irwan menyebutkan, dari Dinas Perikanan Kabupaten Kampar telah melakukan pemeriksaan terhadap matinya jutanan ekor ikan imas tersebut.
Setelah dilakukan pemeriksaan, tidak ditemukan adanya virus, melainkan bakteri.
Sebelumnya, belasan ton ikan mas diduga mati akibat Koi Herpes Virus (KHP).
"Saya sudah menduga matinya ikan mas ini karena bakteri Aeromonas hydrophila. Karena keramba (ikan mas) saya juga ada di sana. Saya anggota (kelompok tani) lama di situ," ujar Irwan.
Irwan menjelaskan, bakteri ini memang selalu ada di air dan saja bisa menyerang ikan mas tersebut.
"Seperti kita, orang batuk kumannya kan ada pada masing-masing orang. Cuma begitu cuaca ekstrem atau pergantian cuaca, biasanya banyak orang yang sakit. Begitu juga dengan ikan-ikan ini. Bakteri Aeromonas hydrophila memburu ikan mas, karena perubahan cuaca, suhu yang fluktuatif serta debit air waduk yang sebelumnya kurang sekarang bertambah," kata Irwan.
Baca juga: Diserang Virus KHV, 15 Ton Ikan Mas di Waduk PLTA Koto Panjang Riau Mati Setiap Hari
Seingat Irwan, dalam 15 tahun terakhir, baru kali ini yang terparah ikan mas keramba mati akibat bakteri tersebut.
Dia pun memberikan beberapa tips untuk mencegah bakteri menyerang ikan mas keramba.
Pertama, membersihkan ikan-ikan mas yang mati di dalam keramba. Begitu ada ikan yang mati, harus cepat dibuang ke darat atau dikubur.
"Kalau ada ikan yang mati dalam keramba, diambil cepat dan dibawa ke darat untuk dikubur atau dijadikan pupuk sawit. Dan itu sudah kita lakukan. Jangan dibuang bangkai ikan ke sungai, supaya bakterinya tidak menyebar. " kata Irwan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.