Sedangkan, pakaian pengantin perempuan bernama Antakusuma.
Kedua pakaian pegantin tersebut memiliki makna dan filosofi.
Pakaian Sina Beranti dalam prosesi pernikahan suku Tidung merupakan simbol prinsip hidup.
Mahkota yang digunakan oleh pengantin memiliki makna untuk menangkal bencana, keseahteraan, mendatangkan rezeki, kedamaian, dan disenangi banyak orang.
Gelang tangan yang disebut Sulou berarti mendinginkan. Makna gelang tersebut supaya pengantin yang nantinya menjadi pemimpin harus bertangan dingin dan tidak menyalahgunakan kekuasaan.
Gelang Sulou juga dilengkapi ukiran wapak yang berarti doa-doa supaya berbagai keputusan yang diambil mendapat restu Tuhan.
Pada bagian lengan pengantin suku Tidung terdapat gelang yang disebut Kalid.
Kalid merupakan simbol pertahanan dan benteng yang kuat untuk keamanan dan perlindungan dari berbagai gangguan.
Rumah Baloy adalah rumah adat suku Tidung di Kalimantan Utara. Rumah Baloy ditemukan di pemukiman suku Tidung di Kalimantan Utara.
Baca juga: Mengenal Sina Beranti, Pakaian Pengantin Adat Suku Tidung di Uang Pecahan Rp 75.000
Rumah Baloy digunakan sebagai balai atau tempat tinggal kepala adat, sehingga bangunan tersebut mengutamakan fungsi sosial.
Dimana, rumah adat kerap digunakan untuk menyelesaikan perkara adat yang terjadi di dalam masyarakat suku Tidung.
Bentuk rumah Baloy berupa rumah panggung yang pada bagian kolongnya dapat digunakan untuk menyimpan perahu.
Masyarakat suku Tidung yang tinggal di daerah pesisir sering menggunakan perahu tersebut untuk melaut. Mereka kebanyakan berprofesi sebagai nelayan.
Rumah Baloy terbuat dari kayu ulin yang sangat keras dengan ketahanan yang luar biasa.