Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sungai Tercemar Mikroplastik di NTB, Wagub: Ini PR Bersama

Kompas.com - 11/01/2023, 21:12 WIB
Idham Khalid,
Andi Hartik

Tim Redaksi

MATARAM, KOMPAS.com - Wakil Gubernur (Wagub) Nusa Tenggara Barat (NTB) Sitti Rohmi Djalilah menanggapi soal hasil penelitian Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) NTB bersama tim Ekspedisi Sungai Nusantara (ESN) yang menyebut sejumlah sungai di NTB tercemar mikroplastik.

Menurut Rohmi, penanganan sampah di sungai harus dilakukan secara bersama-sama, baik oleh pemerintah ataupun masyarakat.

"Temuan mikroplastik di sungai, memang ini PR kita ya, bukan hanya PR di Lombok, Mataram NTB, Indonesia bahkan dunia," kata Rohmi usai menghadiri acara di Universitas Nahdatul Wathan (UNU), Rabu (11/1/2023).

Baca juga: Dinas LHK: Selama 4 Tahun, 2 Juta Ton Sampah Tidak Terkelola di NTB

Target penyelesaian sampah hingga 100 persen, menurut Rohmi merupakan hal yang tidak mudah.

"Tapi progresnya alhamdulillah semakin kemari semakin banyak masyarakat yang peduli, juga dari sivitas akademisi dan dari berbagai pihak," kata Rohmi.

Baca juga: Sungai Tercemar Mikroplastik, DLHK NTB Minta Pemkab dan Pemkot Terbitkan Regulasi Pembatasan Plastik Sekali Pakai

Rohmi mengajak masyarakat untuk selalu patuh dan taat untuk membuang sampah pada tempatnya.

"Mulai dari lingkungan diri sendiri, yuk kita mulai dari diri kita. Sehingga jangan saling menyalahkan tapi tidak melakukan apa-apa dari diri sendiri," kata Rohmi.

Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) NTB bersama tim Ekspedisi Sungai Nusantara (ESN) mengeluarkan hasil penelitian di Sungai Babak, Desa Taman Ayu, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa Sungai Babak mendapatkan nilai tertinggi terkait temuan mikroplastik yang mencemari sungai, di antara 68 sungai strategis nasional yang pernah diteliti ESN.

"Dari semua sungai yang kami pernah teliti, sungai Babak di NTB ini yang paling banyak mengandung partikel mencapai angka 1.046 partikel, setelah Jawa Timur," katapeneliti ESN Prigi Arisandi, Rabu (11/1/2023).

Prigi menyebut, kandungan partikel yang ditemukan di Sungai Babak dengan sampel air sungai 100 liter, ditemukan jenis kandung fiber 844 partikel.

"Kalau fiber ini bersumber dari degradasi kain sintetik akibat kegiatan rumah tangga pencucian kain, laundry dan juga limbah industri tekstil. Fiber juga disebabkan oleh sampah kain yang tercecer di lingkungan yang terdegradasi karena proses alam," kata Prigi.

Baca juga: Pro-Kontra Kereta Gantung Rinjani, LHK NTB: Kami Masih Menunggu Pengajuan Amdal

Kemudian, filamen ditemukan sebanyak 92 partikel, berasal dari degradasi sampah plastik sekali pakai seperti kresek, botol plastik, kemasan plastik single layer dan jaring nelayan.

Sementara kandungan fragmen berasal dari degradasi sampah plastik sekali pakai dari jenis kemasan sachet multilayer, tutup botol, botol sampo dan sabun sebanyak 110 partikel.

Tingginya kandungan mikroplastik tersebut, kata Prigi, disinyalir juga dampak dari Tempat Pembuangan Sampah (TPA) Kebon Kongok yang berada di pinggir sungai.

"Indikasi penyebab juga mungkin karena ada TPA di dekat sana, menurut warga, air lindi TPA sering tumpah atau merembet ke sungai," kata Prigi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Bupati Lombok Barat Imbau Warga Tak Sebarkan Video Penyerangan

Pj Bupati Lombok Barat Imbau Warga Tak Sebarkan Video Penyerangan

Regional
Rem Blong, Truk Molen Tabrak Mobil dan Rumah di Ungaran

Rem Blong, Truk Molen Tabrak Mobil dan Rumah di Ungaran

Regional
Pernah Bunuh Pencuri Kambing dan Dipenjara, Muhyani Kembali Kecurian

Pernah Bunuh Pencuri Kambing dan Dipenjara, Muhyani Kembali Kecurian

Regional
431 Calon Haji Kota Tangerang Berangkat ke Tanah Suci, Pj Walkot: Utamakan Ibadah dan Jalani Sepenuh Hati

431 Calon Haji Kota Tangerang Berangkat ke Tanah Suci, Pj Walkot: Utamakan Ibadah dan Jalani Sepenuh Hati

Regional
Buntut Penyerangan di Lombok Barat, Keluarga Korban Lapor ke Polda NTB

Buntut Penyerangan di Lombok Barat, Keluarga Korban Lapor ke Polda NTB

Regional
Anak di Rohil Selamat Usai Minum Kopi Beracun Pemberian Ibu Tiri

Anak di Rohil Selamat Usai Minum Kopi Beracun Pemberian Ibu Tiri

Regional
Mendaftar ke 6 Partai, Wakil Walkot Padang Ekos Albar Maju Pilkada Padang

Mendaftar ke 6 Partai, Wakil Walkot Padang Ekos Albar Maju Pilkada Padang

Regional
Tanggapan BBKSDA Riau soal Pekerja Tewas Diterkam Harimau Sumatera

Tanggapan BBKSDA Riau soal Pekerja Tewas Diterkam Harimau Sumatera

Regional
Baru Kelas 6 SD, Bocah di Jambi Punya Tinggi 2 Meter

Baru Kelas 6 SD, Bocah di Jambi Punya Tinggi 2 Meter

Regional
Bocah SMP di Garut Saksikan Sang Ibu Dibunuh Perampok di Kamar Mandi, Tangannya Sempat Diikat

Bocah SMP di Garut Saksikan Sang Ibu Dibunuh Perampok di Kamar Mandi, Tangannya Sempat Diikat

Regional
Isi Surat Wasiat di Dekat Jasad Bayi Dalam 'Paper Bag' di Bali, Ada Uang Rp 1 Juta untuk Pemakaman

Isi Surat Wasiat di Dekat Jasad Bayi Dalam "Paper Bag" di Bali, Ada Uang Rp 1 Juta untuk Pemakaman

Regional
Warga Tembalang dan Candisari Deklarasikan Dukungan kepada Mbak Ita untuk Maju Pilwakot Semarang 2024

Warga Tembalang dan Candisari Deklarasikan Dukungan kepada Mbak Ita untuk Maju Pilwakot Semarang 2024

Regional
Dipolisikan Rektor Unri karena Kritik UKT, Khariq: Saya Tetap Berjuang meski Dipenjara

Dipolisikan Rektor Unri karena Kritik UKT, Khariq: Saya Tetap Berjuang meski Dipenjara

Regional
Warga Gayamsari Deklarasikan Dukungan Mbak Ita Maju Pilwakot Semarang 2024

Warga Gayamsari Deklarasikan Dukungan Mbak Ita Maju Pilwakot Semarang 2024

Regional
Malam Mencekam di Lombok, 1 Desa Diserang Puluhan Warga dengan Sajam

Malam Mencekam di Lombok, 1 Desa Diserang Puluhan Warga dengan Sajam

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com