Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Sungai di NTB Darurat Mikroplastik, Dinas LHK: "Warning" Bagi Kita Semua

Kompas.com - 06/01/2023, 18:31 WIB
Idham Khalid,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

MATARAM, KOMPAS.com - Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menanggapi hasil penelitian pencemaran limbah mikroplastik di Sungai Meninting Lombok Barat dan Sungai Jangkuk Kota Mataram.

Kepala Dinas LHK NTB Julmansyah menyebutkan, penelitian yang dilakukan Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) NTB dan Tim Ekspedisi Sungai Nusantara (ESN) menjadi peringatan dan bahan evaluasi.

Baca juga: Pro-Kontra Kereta Gantung Rinjani, LHK NTB: Kami Masih Menunggu Pengajuan Amdal

"Terlepas apakah secara metodologi sudah diakui atau tidak dan laboratorium yang digunakan sudah terakreditasi atau tidak. Tapi temuan Walhi bisa kita anggap sebagai warning bagi kita semua," kata Julmansyah melalui pesan WhatsApp, Jumat (6/1/2023).

Hasil penelitian Walhi dan ESN, kata Julmansyah, bisa menjadi data dasar dalam pengelolaan dan penanganan sungai ke depan, baik di kabupaten atau kota di NTB.

"Kondisi yang disampaikan merupakan kondisi yang harus disikapi bersama. Selama ini, Dinas LHK NTB juga melakukan pemantauan sungai, tapi lebih pada parameter PH, oksigen terlarut, kekeruhan, suhu, total fosfat," kata Julmansyah.

Menurutnya, Kota Mataram sudah mengambil langkah maju dengan membuat regulasi terkait pembatasan plastik sekali pakai.

"Pemprov NTB sudah mendorong dan kemudian bersepakat dengan seluruh kabupaten atau kota melalui Dinas LH-nya, untuk mendorong regulasi yg sama di seluruh kabupaten atau kota di NTB," kata Julmansyah.


Sejauh ini, kata Julmansyah, Pemprov NTB juga memperhatikan Permen LHK Nomor 75 Tahun 2019 tentang Roadmap Pengelolaan Sampah. Pemprov merumuskan kebijakan terkait extended producer responsibility (EPR) sebagai bukti komitmen pemerintah mendorong tanggung jawab pengelolaan sampah.

Sebelumnya, Peneliti ESN Prigi Arisandi menyatakan dua sungai yang diteliti kandungan mikroplastik di Lombok Barat dan Kota Mataram sudah dalam kondisi tercemar.

Dari data yang ditemukan, ujar Prigi, kedua sungai tersebut memiliki kandungan fiber sebesar 57,2 persen, filamen 23,8 persen, fragmen 14,7 persen, dan granula 4,3 persen,

Prigi mengatakan, sumber kandungan fiber di dua sungai yang diteliti tersebut dari degradasi kain sintetik akibat kegiatan rumah tangga, pencucian kain, laundry, dan limbah industri tekstil.

"Fiber juga disebabkan oleh sampah kain yang tercecer di lingkungan yang terdegradasi karena proses alam," ujar Prigi dalam keterangannya, Kamis (5/1/2023) di Mataram.

Sedangkan filamen diduga berasal dari degradasi sampah plastik sekali pakai (kresek, botol plastik, kemasan plastik single layer, dan jaring nelayan).

Baca juga: Saat Sejumlah Sungai di Mataram Disebut Berubah Jadi Tempat Sampah, Air Tercemar Mikroplastik

Untuk fragmen, lanjut Prigi, berasal dari degradasi sampah plastik sekali pakai dari jenis kemasan sachet multilayer, tutup botol, botol sampo, dan sabun yang secara sengaja dibuang ke dua sungai tersebut.

"Kandungan granula ini berasal dari microbeads atau bahan sintetis scrub yang ada dalam personal care, sabun, pemutih kulit, sampo, sabun, pasta gigi dan kosmetik. Ada juga kandungan rapid test menggunakan mikroskop stereo yang disambungkan dengan monitor dideteksi secara fisik mikroplastik ada di dalam air," kata Prigi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Istri Brigadir RAT Tak Percaya Suaminya Bunuh Diri, Lebaran Tak Pulang, Sudah 2 Tahun Kawal Pengusaha di Jakarta

Istri Brigadir RAT Tak Percaya Suaminya Bunuh Diri, Lebaran Tak Pulang, Sudah 2 Tahun Kawal Pengusaha di Jakarta

Regional
Sempat Bantah Aniaya Siswanya hingga Tewas, Kepsek di Nias Selatan Kini Jadi Tersangka

Sempat Bantah Aniaya Siswanya hingga Tewas, Kepsek di Nias Selatan Kini Jadi Tersangka

Regional
Tak Dibelikan Motor, Anak Tega Aniaya Ibu Kandung di Aceh Tengah hingga Babak Belur

Tak Dibelikan Motor, Anak Tega Aniaya Ibu Kandung di Aceh Tengah hingga Babak Belur

Regional
4 Hari Hilang Loncat dari Kapal, Warga Serang Belum Ditemukan

4 Hari Hilang Loncat dari Kapal, Warga Serang Belum Ditemukan

Regional
Kasus PMK Kembali Ditemukan di Boyolali, 41 Sapi Terjangkit

Kasus PMK Kembali Ditemukan di Boyolali, 41 Sapi Terjangkit

Regional
Aksi 'Koboi' Tewaskan Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto, Keluarga Korban: Usut Tuntas

Aksi "Koboi" Tewaskan Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto, Keluarga Korban: Usut Tuntas

Regional
Perjuangan Slaman Selama 38 Tahun Ubah Lahan Bakau Kritis di Pesisir Madura jadi Ekowisata

Perjuangan Slaman Selama 38 Tahun Ubah Lahan Bakau Kritis di Pesisir Madura jadi Ekowisata

Regional
Polisi Tangani Kasus Belatung di Nasi Kotak RM Padang di Ambon

Polisi Tangani Kasus Belatung di Nasi Kotak RM Padang di Ambon

Regional
Lampaui Rerata Nasional, Kalteng Sukses Turunkan Prevalensi Stunting hingga 3,4 Persen

Lampaui Rerata Nasional, Kalteng Sukses Turunkan Prevalensi Stunting hingga 3,4 Persen

Regional
Penjaring Ikan di Cilacap Hilang Terbawa Arus Sungai Serayu

Penjaring Ikan di Cilacap Hilang Terbawa Arus Sungai Serayu

Regional
Ditangkap, Pengumpul 1,2 Ton Pasir Timah Ilegal di Bangka Belitung

Ditangkap, Pengumpul 1,2 Ton Pasir Timah Ilegal di Bangka Belitung

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Malam Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com