“Jadi hasil lukisan ini bisa menambah keuangan saya dan keluarga. Alhamdulillah cukup-cukup buat kebutuhan sehari-hari. Hidup itu kan bagaimana cara kita bersyukur saja,” kata Rohani filosofis atas apa yang dialaminya.
Benar saja, Rohani terlihat tegar, senyum tipis menghias di bibirnya. Kisah hidupnya diabadikan sejumlah wartawan dan pegiat media sosial. Ketegarannya menghapi penyakit yang dideritanya menjadi inspirasi bagi banyak kelompok.
Bahkan, Menteri Sosial Tri Rismaharini, pernah meminta bertemu dengan Rohani saat melakukan kunjungan kerja awal tahun ini ke Aceh Utara. Risma menyediakan khusus waktu untuk bertemu Rohani.
“Bu Risma memberi motivasi, beliau baca kisah saya yang banyak ditulis oleh wartawan,” katanya.
Lalu apakah penyakitnya tak bisa disembuhkan?
“Sekarang sudah lumpuh, tak bisa sembuh lagi. Saya pernah dirawat di rumah sakit saat 2009 lalu, tapi tidak sembuh juga. Sekarang masih minum obat juga,” sebutnya sambil tersenyum. Tak ada guratan duka sedikit pun diwajahnya.
Dia bersyukur atas apa yang telah diterimanya. Ketegarannya itu pula yang membuat Deddy Corbuzier, pernah mengundang Rohani untuk hadir di acara Hitam Putih beberapa tahun lalu. Namun, karena Rohani tak bisa melakukan perjalanan jauh, acara itu batal dihadirinya.
Kisah Rohani pun sampai ke telinga mantan Menteri Sekretaris Kabinet 2009 – 2014, Dipo Alam.
“Pak Dipo lewat temannya mengirimkan saya peralatan melukis, kanvas, kuas, cat dan lain sebagainya. Banyak sekali, sampai sekarang masih banyak dan masih saya gunakan,” imbuh dia.
Dia tak menyangka, perjalanan hidupnya menarik perhatian sejumlah pejabat dan public figure negeri ini.
Bagi Rohani, hidup bukan untuk ditangisi. Namun, hidup untuk memberi inspirasi bagi sesama manusia. Saat ini, lukisan sketsa dibandrol Rp 50.000, sedangkan lukisan di atas kain perca Rp 1 juta-2 juta. Tergantung ukurannya.
Uang hasil lukisannya itu digunakan sepenuhnya untuk ibunya yang sudah renta. “Sedapat mungkin saya jadi anak berbakti, meringankan beban kakak saya, dan ibu saya,” beber dia.
Setelah berbincang hampir 40 menit, Rohani memohon maaf. Maagnya kambuh dan dia terpaksa istirahat.
“Maafkan saya, sakit sekali. Ini saya minum obat dan istirahat,” pungkasnya mengakhiri perbincangan.
Dua pekan lalu, sekitar 20 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia mendatangi rumah Rohani. Mereka tergabung dalam program pertukaran mahasiswa yang berada di Universitas Malikussaleh (Unimal) Aceh Utara.