Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antisipasi Resesi Dunia, Lahan Bekas Tambang di Bangka Belitung Dimaksimalkan untuk Pangan

Kompas.com - 06/10/2022, 19:47 WIB
Heru Dahnur ,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

BANGKA, KOMPAS.com - Lahan bekas pertambangan yang tersebar di wilayah Kepulauan Bangka Belitung bakal dimaksimalkan untuk sektor pangan.

Langkah ini dilakukan sebagai upaya mencegah inflasi sekaligus antisipasi ancaman resesi dunia yang bersumber dari bahan pangan.

Penjabat (Pj) Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Ridwan Djamaluddin mengatakan, lahan kritis eks tambang yang tersebar di setiap kabupaten masih sangat luas. Lahan bekas galian timah itu akan difungsikan menjadi lahan produktif.

Baca juga: Babel Akan Bangun Pusat Konservasi Buaya di Lahan Bekas Tambang

"Saya mengajak dinas agar mengelola lahan kritis eks tambang dengan baik, guna peningkatan berbagai jenis tanaman pangan yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat," kata Ridwan saat rapat di Gedung Mahligai Pemprov Bangka Belitung, Kamis (6/10/2022).

Dia menuturkan, Bangka Belitung belum bisa memenuhi semua kebutuhan pangan dalam daerah. Sehingga harga menjadi mahal dengan kebutuhan masyarakat yang cukup tinggi.

Saat ini Bangka Belitung masih mengandalkan pasokan dari luar daerah untuk memenuhi kebutuhan pokok seperti sayuran, cabai, bawang, beras dan daging.

"Kita perlu sebanyak mungkin menyediakan kebutuhan-kebutuhan pokok dari dalam. Selama ini kita mendatangkannya dari luar, dan ke depan akan sebaliknya. Dengan demikian, inflasi dapat ditekan," ungkap Ridwan.

Pemerintah pusat, kata Ridwan telah mengucurkan anggaran untuk pencegahan inflasi senilai Rp 10,81 miliar. Sebagian dana itu akan digunakan untuk membantu petani sawah berupa pengadaan traktor di Desa Rias, Bangka Selatan.

"Kemarin saya bicara dengan Sekda, kita mengendalikan inflasi dari bahan pokok, apa kita menanam, kita punya lahan, mari kita berkebun cabai. Saya berkesempatan meninjau beras di Rias, ini mengesankan, untuk meningkatkan produktivitas bisa kita bantu dua unit traktor," ujar Ridwan.

Berdasar rilis Badan Pusat Statistik (BPS), Kepulauan Bangka Belitung selama September 2022, mengalami inflasi sebesar 0,80 persen (mtm) lebih rendah dibandingkan inflasi nasional sebesar 1,17 persen (mtm).

Secara tahunan, Bangka Belitung mengalami inflasi sebesar 6,67 persen (yoy), meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 6,38 persen (yoy).

Kepala Dinas Pertanian Ketahanan Pangan (DPKP) Bangka Belitung Edi Romdhoni mengakui, bahwa kebutuhan pokok masyarakat masih tergantung dari luar daerah sehingga harganya mahal.

Untuk itu, dirinya bersama pihak BPTP berusaha semaksimal mungkin agar pertanian menjadi idola setelah tambang.

"Saya ingin ke depan dunia pertanian menjadi pilihan utama, menjadi mata pencaharian masyarakat, supaya ketergantungan kita untuk pemenuhan kebutuhan pokok dari luar daerah dapat dikurangi, baik pangan nabati maupun pangan hewani," ujar Edi.

Diakuinya, kesadaran masyarakat untuk berternak sapi mulai ada. Hal ini dinilai bagus dalam ekosistem pertanian. Karena sapi sebagai penghasil daging, juga dapat menghasilkan pupuk, sehingga dapat membantu perkembangan dunia pertanian di masa mendatang.

Pemanfaatan lahan eks tambang di akui Edi Romdhoni sudah dilakukan sejak lama. Namun selama ini belum dikelola dengan baik karena dunia pertambangan masih menjadi pilihan masyarakat. Sehingga, masih ada masyarakat yang alih profesi dari petani menjadi penambang.

Baca juga: Mengenal Masjid Qubah Timah, Ikon Baru Pangkalpinang yang Sedang Dibangun

Kepala Balai Penelitian Teknologi Pertanian (BPTP) Bangka Belitung Agus Wahyana Anggara mengatakan, jenis tanaman yang dapat dikembangan di lahan eks tambang yaitu jenis tanaman holtikultura, jenis tanaman perkebunan, pertambakan, dan juga peternakan.

"Kolong bisa untuk tambak ikan, semua tanaman perkebunan bisa tumbuh di lahan eks tambang, termasuk tanaman holtikultura. Namun permasalahannya, masih adakah masyarakat yang mau menggeluti dunia pertanian ini, karena setiap daerah tambang, makin sedikit yang menggeluti pertanian," ungkapnya.

Terkait keinginan Pj Gubernur untuk mengembangkan tanaman sorgum di lahan eks tambang, hal ini menurutnya dapat dilakukan.

Namun pihak pemerintah harus dapat memasarkan komoditi tersebut, supaya hasil sorgum tidak sia-sia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Regional
Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Regional
Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Regional
Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Regional
Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, 'Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta'

Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, "Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta"

Regional
Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Regional
Sempat Menghilang, Pedagang Durian 'Sambo' Muncul Lagi di Demak

Sempat Menghilang, Pedagang Durian "Sambo" Muncul Lagi di Demak

Regional
Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Regional
Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Regional
Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com