Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemkab TTS Catat Penurunan Angka Stunting dari 37,8 Persen Menjadi 29,8 Persen

Kompas.com - 01/09/2022, 16:24 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Andi Hartik

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Angka stunting atau kondisi gagal tumbuh anak di bawah 5 tahun di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT), menurun drastis. Hal ini seperti yang disampaikan Bupati TTS Egusem Pieter Tahun.

Sebelumnya, menurut Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021, prevalensi stunting di Kabupaten TTS tertinggi di NTT, bahkan di Indonesia.

Egusem mengatakan, angka stunting di daerahnya turun dari 37,8 persen menjadi 29,8 persen.

Menurut Egusem, ada sejumlah strategi yang dilakukan untuk menurunkan angka stunting. Di antaranya yakni mengadakan kegiatan Forum Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Provinsi NTT untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs).

Baca juga: Upaya Mengentas Tingginya Angka Stunting di Timor Tengah Selatan

Dia menyebut, pola kerja kolaboratif ini sangat strategis untuk mencapai hasil yang diharapkan karena pendekatan yang digunakan adalah komprehensif.

"Yang kita lakukan ini yakni kerja kolaboratif dan tidak mengandalkan uang dari pemerintah," ungkap Egusem kepada Kompas.com, Kamis (1/9/2022).

Baca juga: Alasan Anak Bunuh Ibu Kandung di TTS, Kesal karena Tak Ada Makanan Saat Lapar

Pemerintah Kabupaten TTS, kata Egusem, baru saja menandatangi kesepakatan implementasi kerja sama multi pihak dalam bidang pertanian berkelanjutan bersama Yayasan Krisna Galensya dengan dukungan pihak Kementerian Kerjasama Pembangunan dan Ekonomi Pemerintah Jerman (BMZ) melalui proyek SDGs SSTC yang dijalankan oleh German International Cooperation (GIZ).

Egusem yakin, program kerja sama multi pihak itu ikut berkontribusi dalam penurunan angka stunting. Begitu juga dengan angka kemiskinan ekstrem di wilayah itu yang semula 27,87 persen menjadi 26,26 persen.

Egusem berharap, adanya kerja sama dengan sejumlah pihak bisa ikut membantu pembangunan di TTS dan terus menekan angka stunting dan kemiskinan ekstrem.

Ilustrasi stunting pada anak. Kabupaten TTS, NTT, catat penurunan angka stuntingShutterstock Ilustrasi stunting pada anak. Kabupaten TTS, NTT, catat penurunan angka stunting
Permudah penyelesaian masalah

Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laikodat mengatakan, kerja kolaboratif seperti ini akan mempermudah dalam menyelesaikan permasalahan dan tantangan yang dihadapi oleh Kabupaten TTS.

Keberhasilan program ini, lanjut Viktor, terletak pada strategi pendekatan holistik yang memperhatikan optimalisasi dukungan dari para stakeholder di sepanjang rantai nilai produksi pertanian hortikultura.

"Sementara, tujuan dari pembangunan berkelanjutan (TPB/SDGs) ini menganut prinsip tidak boleh meninggalkan anggota masyarakat yang paling susah atau kaum terpinggirkan dalam penyelenggaran pembangunan," kata Viktor.

Baca juga: Penanganan Stunting Surabaya Terbaik di Jatim, Ini Target Eri Cahyadi

Viktor menyebut, kerja sama ini juga berupaya untuk mencapai TPB yang dilaksanakan secara kolaboratif dan melibatkan aktor pembangunan dari pemerintah maupun dari non-pemerintah, termasuk pihak swasta.

Viktor berharap, nantinya program kerjasama seperti ini bisa direplikasi oleh kabupaten-kabupaten lain khususnya di daratan Timor, Rote Ndao dan Sabu Raijua, sehingga akselerasi penurunan angka stunting dan kemiskinan ekstrem dapat tercapai sesuai target.

Angka stunting tertinggi

Yohana Presiden Joko Widodo menyebut Indonesia masih harus bekerja keras untuk menekan tingkat persentase stunting atau anak gagal tumbuh di Indonesia

Sebelumnya diberitakan, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengatakan, angka prevalensi stunting di Kabupaten TTS, menurut Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021, mencapai 48,3 persen, tertinggi di NTT.

Prevalensi stunting 48,3 persen di Kabupaten TTS jika dinarasikan kurang lebih bermakna ada 48 balita stunting di antara 100 balita yang ada di Timor Tengah Selatan.

Secara nasional, Kabupaten TTS menduduki pemuncak nomor satu untuk prevalensi balita stunting di antara 246 kabupaten dan kota di 12 provinsi prioritas.

Bahkan, standar Badan Kesehatan Dunia atau WHO hanya menoleransi angka prevalensi stunting di kisaran 20 persen. Artinya, prevalensi stunting di TTS melebihi dua kali standar dari WHO.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sempat Menghilang, Pedagang Durian 'Sambo' Muncul Lagi di Demak

Sempat Menghilang, Pedagang Durian "Sambo" Muncul Lagi di Demak

Regional
Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Regional
Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Regional
Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Regional
Irjen Pol Purn Johni Asadoma Mendaftar sebagai Calon Gubernur NTT ke PAN

Irjen Pol Purn Johni Asadoma Mendaftar sebagai Calon Gubernur NTT ke PAN

Regional
Jadi Bandara Domestik, SMB II Palembang Tetap Layani Penerbangan ke Jeddah dan Mekkah

Jadi Bandara Domestik, SMB II Palembang Tetap Layani Penerbangan ke Jeddah dan Mekkah

Regional
Mahasiswa di Ambon Tewas Gantung Diri, Diduga karena Masalah Asmara

Mahasiswa di Ambon Tewas Gantung Diri, Diduga karena Masalah Asmara

Regional
Cabuli Anak Tiri Saat Istri Tak di Rumah, Pria di Agam Ditangkap Polisi

Cabuli Anak Tiri Saat Istri Tak di Rumah, Pria di Agam Ditangkap Polisi

Regional
BPBD Minta Warga Lebak Waspadai Hujan Lebat di Malam Hari

BPBD Minta Warga Lebak Waspadai Hujan Lebat di Malam Hari

Regional
Napak Tilas 2 Abad Traktat London, BI Pamerkan Uang Kuno

Napak Tilas 2 Abad Traktat London, BI Pamerkan Uang Kuno

Regional
2 Pembeli Cula Badak Taman Nasional Ujung Kulon Ditangkap

2 Pembeli Cula Badak Taman Nasional Ujung Kulon Ditangkap

Regional
Aniaya 2 'Debt Collector', Aiptu FN Sudah Jadi Tersangka

Aniaya 2 "Debt Collector", Aiptu FN Sudah Jadi Tersangka

Regional
Kunci di Balik Kegigihaan Ernando Ari, Ada Doa Ibu yang Tak Pernah Padam

Kunci di Balik Kegigihaan Ernando Ari, Ada Doa Ibu yang Tak Pernah Padam

Regional
Karyawan Warung Bakso di Semarang Perkosa Rekan Kerjanya, Pelaku: Saya Nafsu

Karyawan Warung Bakso di Semarang Perkosa Rekan Kerjanya, Pelaku: Saya Nafsu

Regional
Cerita Pilu Kasus Adik Aniaya Kakak di Klaten, Ibu yang Sakit Stroke Tak Tahu Anaknya Tewas

Cerita Pilu Kasus Adik Aniaya Kakak di Klaten, Ibu yang Sakit Stroke Tak Tahu Anaknya Tewas

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com