Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kami Sudah Tak Punya Tempat Tinggal Lagi, Rumah Hancur karena Gempa"

Kompas.com - 26/02/2022, 17:49 WIB
Idon Tanjung,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Tenda pengungsian menjadi tempat berteduh Sirun dan keluarganya saat ini. Sebab, rumahnya sudah hancur akibat diguncang gempa bumi.

Sirun bersama istrinya, Juni (45) serta anak dan cucunya mengungsi di tenda pengungsian yang didirikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Barat, di pinggir jalan di Nagari Maringgiang, Kecamatan Tigo Nagari, Kabupaten Pasaman, Provinsi Sumatera Barat.

Tenda pengungsian ini berjarak sekitar tujuh kilometer dari rumah Sirun. Selain Sirun dan keluarganya, ada juga warga korban gempa lainya tinggal sementara di tenda itu.

Baca juga: 5 Fakta Pasaman Barat, Terletak di Great Sumatran Fault Zone dan Dilewati Ratusan Sungai

Saat ditemui Kompas.com, Sabtu (26/2/2022), Sirun sedang duduk di atas kursi plastik. Sedangkan istri, anak dan cucunya duduk di tanah beralaskan tikar.

Sirun dan istrinya nampak sangat sedih. Sesekali air mata mereka berlinang saat menceritakan kondisi rumahnya hancur karena gempa bumi yang terjadi, Jumat (25/2/2022) pagi.

"Kami sudah tak punya tempat tinggal lagi, rumah hancur karena gempa kemarin. Saat ini kami tinggal di tempat pengungsian ini," tutur Sirun.

Ia menyebut dinding rumahnya sudah roboh diguncang gempa. Sudah pasti tak bisa lagi dihuni. Sirun mengaku sedang menunggu anaknya yang datang dari Kota Pekanbaru, Riau.

"Kami sedang nunggu anak dari Pekanbaru untuk menjemput kami ke sini. Untuk sementara kami akan tinggal di Pekanbaru," sebut Sirun.

Sirun menceritakan, gempa pertama datang jam 08.30 WIB. Namun, Sirun dan keluarganya masih berada di dalam rumah.

Baca juga: Fenomena Tanah Bergerak Pasca-gempa di Pasaman Bukan Likuefaksi tapi Banjir Bandang

Namun, selang beberapa menit datang gempa susulan dengan kekuatan yang lebih dahsyat. Sirun dan keluarganya langsung berhamburan keluar rumah menyelamatkan diri.

"Guncangan gempa sangat kuat. Lamanya sekitar lima menit. Kami lari ke halaman rumah," kata Sirun. Tak ada barang yang bisa diselamatkan selain beberapa helai pakaian.

"Saya sempat menarik beberapa pakaian. Selebihnya tak bisa diselamatkan. Rumah kami pun roboh," ujar Sirun.

Sirun kemudian memasukkan pakaian ke dalam karung dan dibawa ke tempat pengungsian menggunakan sepeda motor.

"Entah gimana lagi nanti mau bangun rumah. Semuanya sudah hancur. Tapi, alhamdulillah kami semuanya selamat," imbuh istri Sirun, Juni.

Juni tak bisa menaksir berapa kerugian yang dialaminya akibat bencana alam itu.

Baca juga: Kisah Nenek Pengungsi Gempa Pasaman Barat, Rumahnya Roboh, Tak Nafsu Makan akibat Trauma

Rumah warga rata dengan tanah akibat diguncang gempa bumi di Kecamatan Tigo Nagari, Kabupaten Pasaman, Provinsi Sumatera Barat, Sabtu (26/2/2022).KOMPAS.COM/IDON Rumah warga rata dengan tanah akibat diguncang gempa bumi di Kecamatan Tigo Nagari, Kabupaten Pasaman, Provinsi Sumatera Barat, Sabtu (26/2/2022).

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Stigma terhadap Aceh Bakal Menguat jika BNN Razia Kuliner Mengandung Ganja

Stigma terhadap Aceh Bakal Menguat jika BNN Razia Kuliner Mengandung Ganja

Regional
Hapus Stigma Makanan Aceh Mengandung Ganja, BNN Bakal Razia Rumah Makan

Hapus Stigma Makanan Aceh Mengandung Ganja, BNN Bakal Razia Rumah Makan

Regional
Remaja di Kupang Tikam Seorang Pria karena Dianiaya Saat Melintas di Acara Pesta Ulang Tahun

Remaja di Kupang Tikam Seorang Pria karena Dianiaya Saat Melintas di Acara Pesta Ulang Tahun

Regional
Berendam di Pemandian Air Panas, Warga Ambarawa Meninggal Usai Membasahi Kaki

Berendam di Pemandian Air Panas, Warga Ambarawa Meninggal Usai Membasahi Kaki

Regional
Ikut Penjaringan Pilkada di Empat Partai, Sekda Semarang: Kehendak Semesta

Ikut Penjaringan Pilkada di Empat Partai, Sekda Semarang: Kehendak Semesta

Regional
Perayaan Waisak, Ada Pelarungan Pelita di Sekitar Candi Borobudur

Perayaan Waisak, Ada Pelarungan Pelita di Sekitar Candi Borobudur

Regional
Goa Garunggang di Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Goa Garunggang di Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Regional
Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Regional
Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Regional
Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata Mereka

Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata Mereka

Regional
Teknisi di Lampung Gondol Rp 1,3 Miliar, Curi dan Jual Data Internet

Teknisi di Lampung Gondol Rp 1,3 Miliar, Curi dan Jual Data Internet

Regional
Warga Cepu Temukan Fosil Gading Gajah Purba, Diduga Berusia 200.000 Tahun

Warga Cepu Temukan Fosil Gading Gajah Purba, Diduga Berusia 200.000 Tahun

Regional
Video Viral Seorang Pria di Kupang Dipukul Pakai Kayu di Tangan hingga Pingsan, Kasus Berujung ke Polisi

Video Viral Seorang Pria di Kupang Dipukul Pakai Kayu di Tangan hingga Pingsan, Kasus Berujung ke Polisi

Regional
Pembunuh Kekasih Sesama Jenis di Banten Dituntut 16 Tahun Penjara

Pembunuh Kekasih Sesama Jenis di Banten Dituntut 16 Tahun Penjara

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com