PADANG, KOMPAS.com - Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono menyebutkan, fenomena alam tanah bergerak yang terjadi di Malampah, Tigo Nagari, Pasaman pasca-gempa itu bukan likuefaksi.
"Fenomena alam yang terjadi di Malampah, Tigo Nagari, Pasaman itu bukan likuefaksi," kata Daryono saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (26/2/2022).
Daryono mengatakan, fenomena alam itu semacam banjir bandang yang disebabkan adanya longsor dari hulu. Longsor itu, kata Daryono merupakan akibat dari gempa yang terjadi.
Baca juga: Kisah Nenek Pengungsi Gempa Pasaman Barat, Rumahnya Roboh, Tak Nafsu Makan akibat Trauma
"Longsoran itu masuk ke aliran sungai sehingga membuat aliran terbendung lalu jebol dan membawa material longsor," jelas Daryono.
Sebelumnya diberitakan, pasca-gempa dilaporkan terjadi fenomena tanah bergerak di kawasan Malampah, Kecamatan Tigo Nagari, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, Jumat (25/2/2022) pagi.
Dalam sebuah video yang beredar di media sosial terlihat fenomena tanah bergerak itu.
Dalam video berdurasi 29 detik itu, tampak tanah berwarna kecokelatan bergerak dari ketinggian dekat rumah warga.
Kepala BPBD Pasaman Alim Bazar mengakui adanya fenomena tersebut di Nagari Malampah, Tigo Nagari.
"Betul ada fenomena tanah bergerak itu. Tapi dilaporkan tidak ada korban jiwa," kata Alim yang dihubungi Kompas.com, Jumat.
Baca juga: Korban Meninggal akibat Gempa Pasaman Barat Bertambah Jadi 9 Orang
Pihaknya juga telah meminta warga agar berhati-hati dan menghindari lokasi tersebut. "Kita imbau warga menghindar dari lokasi itu. Itu berbahaya," kata Alim.
Sementara itu Ahli Geologi Sumbar Ade Edward mengatakan fenomena yang terjadi merupakan likuefaksi yang disertai dengan longsor.
Penyebabnya menurut Ade, karena adanya aktivitas gempa M 6,1 yang memicu terjadinya likuefaksi dan longsor.
Baca juga: Apa Penyebab Semburan Lumpur Pasca Gempa di Pasaman Barat? Ini Penjelasan Ahli
"Itu diperkirakan likuifaksi yang disertai longsor. Jadi daerah itu berbahaya dan harus dijauhi," kata Ade.
Ade mengatakan jika terjadi hujan maka bisa menyebabkan longsor hebat dan sangat berbahaya bagi keselamatan warga.
"Kita sudah minta pemerintah daerah untuk mengimbau warga menjauh dari daerah itu," kata Ade.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.