Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Kompas.com - 01/01/2024, 01:14 WIB
Aam Aminullah,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

SUMEDANG, KOMPAS.com - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati belum dapat memastikan sumber gempa yang mengguncang hingga tiga kali di wilayah Sumedang kota, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Minggu (31/12/2023) siang, sore, dan malam.

Dwikorita mengatakan, gempa Sumedang dipicu oleh sesar aktif yang belum dapat teridentifikasi. Ada sesar Lembang, sesar Baribis, dan sesar Cileunyi-Tanjungsari.

Namun, Dwikorita melanjutkan, jarak sesar yang ada tersebut cukup jauh dari pusatnya (gempa Sumedang).

Apakah ini dari patahan sesar yang sudah ada, atau ada patahan baru, ini harus melalui kajian science atau investigasi lanjut.

Baca juga: Sumedang Diguncang 2 Kali Gempa, Warga Kaget Keluar Rumah

"Untuk saat ini, kami sifatnya masih memonitor, belum bisa memastikan sumber dari gempa ini. Sehingga, kami belum bisa memastikan penyebabnya. Karena, ada yang lebih urgent yaitu menenangkan dan menyelamatkan warga terlebih dahulu," ujar Dwikorita saat jumpa pers via Zoom Meeting, Senin (1/1/2024) dini hari WIB.

Dwikorita mengimbau, warga tetap tenang, waspada dan tidak terpengaruh dengan kabar hoaks yang tersebar di media sosial.

"Kami imbau masyarakat di Sumedang tenang namun tetap waspada. Gempa di Sumedang ini juga memberi pelajaran bahwa daerah yang jarang terjadi gempa juga bisa terjadi gempa, sehingga harus siap. Jadi, sikap kita harus siap menghadapi gempa ini," tutur Dwikorita.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengingatkan gempa yang terjadi di Sumedang saat ini juga pernah terjadi pada 19 Desember 1972.

Baca juga: 2 Ruang Rawat Inap RSUD Sumedang Rusak Diguncang Gempa

"Dampak gempa (Saat itu), lebih besar dari saat ini. Namun begitu, warga di Sumedang harus tetap waspada, terutama di wilayah perbukitan, karena gempa yang terjadi dapat memicu bencana longsor. Mengingat, Sumedang ini memang didominasi kawasan perbukitan yang rawan longsor," kata Daryono.

Daryono juga memandang, saat ini di Kabupaten Sumedang banyak rumah yang dibangun tidak dengan building growth atau bangunan yang tahan gempa.

"Ke depan, ini harus lebih diperhatikan, terutama dalam membangun rumah. Tentunya, harus rumah yang tahan gempa," kata Daryono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com