KOMPAS.com - Gempa magnitudo 6,1 mengguncang Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, Jumat (25/2/2022).
Akibat gempa berkedalaman 10 kilometer ini, rumah Syamsaar (88) hancur.
Kini, Syamsaar bersama anggota keluarganya mengungsi di rumah dinas Bupati Pasaman Barat.
Syamsaar mengatakan, dirinya merasa trauma akibat gempa M 6,1 tersebut. Apalagi setelahnya terjadi gempa susulan.
Baca juga: Korban Meninggal akibat Gempa Pasaman Barat Bertambah Jadi 9 Orang
Perasaan itu membuatnya tidak nafsu makan. Pada Jumat siang, ia mendapat nasi dan roti. Namun, bantuan makanan tersebut tak ia lahap seperti biasanya.
Hingga Jumat malam, ia mengaku hanya bisa makan sedikit.
"Saya sangat takut, tak ada nafsu makan," ujarnya, Jumat malam, dikutip dari Tribun Padang.
Ditambah lagi, kondisi Syamsaar sedang tidak fit. Selama setahun terakhir, ia mengalami sakit.
"Badan sudah tidak prima lagi, pinggang saya juga sudah tak kuat," ucapnya.
Baca juga: Warga Bengkulu Waspada Setelah Diguncang Gempa M 5,1, Berkaca Kejadian di Pasaman Barat
Nenek 88 tahun itu menuturkan, dapur rumahnya roboh diguncang gempa M 6,1.
Ia menuturkan, bangunan rumahnya hanya terbuat dari kayu dan bambu. Biasanya, Syamsaar tinggal seorang diri.
"Rumah saya hanya rumah jelek," ungkapnya.
Saat gempa terjadi, Syamsaar sedang berada di rumah anaknya, yang berjarak sekitar 200 meter dari tempat tinggalnya yang ambruk.
"Biasanya kegiatan sehari-hari saya ya begitu, ke rumah anak, atau anak yang mengunjungi saya," terangnya.
Baca juga: BPBD: 10.000 Warga di Pasaman Barat Mengungsi akibat Gempa
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.