Bukittinggi yang berperan sebagai kota perjuangan ditunjuk sebagai ibu kota Pemerintahan Darurat Republik Indonesia ( PDRI ) dari bulan Desember 1948 sampai bulan Juni 1949.
Hal ini diputuskan setelah Yogyakarta jatuh ke tangan Belanda tepatnya pada 19 Desember 1948.
Presiden Soekarno akhirnya mengirim mandat untuk membentuk pemerintahan darurat kepada Menteri Kemakmuran Syafrudin Prawiranegara yang sedang di Bukittinggi.
Melansir Kompas.com (09/10/2013), Bireuen di Provinsi Aceh juga disebut pernah menjadi ibu kota negara pada pada 18 Juni 1948 walau hanya seminggu.
Selama memimpin dari pusat pemerintahan di Bireuen, Presiden Soekarno tinggal di rumah Kolonel Hussein Joesoef.
Pemindahan ibu kota ini juga terkait dengan gencarnya serangan dari pihak Belanda akibat adanya agresi militer.
Sumber:
bukittinggikota.go.id
kompas.com
bobo.grid.id