Tekan Gas Rumah Kaca
Pembangkit pertama di PTPN Grup tersebut mengkonversi limbah cair sawit atau palm oil mill effluent (POME) menjadi listrik berkapasitas 1,6 MW.
Selain menghemat biaya penggunaan bahan bakar fosil hingga Rp 5,8 miliar pertahun, PLTBg tersebut juga turut menekan angka ambang batas rumah kaca mencapai 358,18 CO2eq atau jauh di bawah standar angka yang biasanya dimintakan oleh pembeli minyak sawit di 1.000 CO2eq.
Selanjutnya, pembangkit kedua ada di PKS Terantam berkapasitas 0,7 MW hasil kerja sama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang saat ini berada di bawah BRIN.
Keberadaan PLTBg Terantam menekan biaya produksi hingga Rp 2,4 miliar pertahun.
Selain itu, PLTBg Terantam juga berkontribusi menekan angka gas rumah kaca sebesar 352,45 CO2Eq.
"Pada fasilitas PLTBG Terantam ini pula, telah dibangun pilot project Bio-methane Compressed Natural Gas atau Bio-CNG yang mampu memurnikan methane, sehingga hasilnya cocok untuk kendaraan ataupun gas rumah tangga. Jadi, ini adalah salah satu bentuk komitmen kita untuk terus mendukung program pemerintah menuju net zero emissions," tutup Jatmiko.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.