Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal PPKM Level 3 Saat Nataru, Ditolak Pelaku Pariwisata Bali hingga Usaha Lindungi Rakyat

Kompas.com - 26/11/2021, 07:57 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Pemerintah pusat berencana menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3 di seluruh wilayah Indonesia saat libur Natal dan tahun baru.

Namun, kebijakan tersebut ditolak oleh pelaku industri pariwisata di Bali.

Kebijakan PPKM Level 3 yang akan berlaku mulai 24 Desember 2021 hingga 2 Januari 2022 itu dianggap merugikan pariwisata Bali yang mulai bangkit usai dihantam pandemi Covid-19.

Baca juga: Khawatir Merugi, Pelaku Pariwisata Bali Tolak PPKM Level 3 Saat Libur Natal dan Tahun Baru

Berharap pariwisata bergeliat di akhir tahun

Ketua Aliansi Pelaku Pariwisata Marginal Bali (APPMB) berharap pemerintah meninjau ulang kebijakan PPKM Level 3 saat Nataru.

Ia mnagatakan, saat ini banyak pemilik hotel, guest house, homestay, restoran, dan sejenisnya berusaha menyambung hidup, bahkan berjualan nasi jinggo.

Jika PPM Level 3 tak dibatalkan maka pelaku industri di Bali tak memiliki kepastian.

"Kerugian material adalah pembatalan booking akhir tahun yang sudah mulai masuk domestik. Demikian, halnya beberapa event dengan prokes pasti batal," ujarnya.

Baca juga: Pelaku Pariwisata Bali Tolak PPKM Level 3 Saat Nataru, Luhut: Demi Melindungi Rakyat

"Belum lagi, kerugian maintenance yang tidak diikuti dengan keterisian tamu, habislah kita. Oleh karena itu, kami APPMB tegas menolak pemberlakuan PPKM Level 3 di akhir tahun ini yang tanpa dasar dan data yang akurat. Sekaligus, meminta wacana itu dihentikan," lanjutnya.

Puspa mengatakan, pelaku industri maish berharap PPKM di Bali bisa turun ke Level 1 hingga Level 0.

Turunnya level bisa meningkatkan kunjungan wisatawan yang bisa memberikan harapan agar ekonomi bisa terus tumbuh.

"Kita berharap akhir tahun ini pariwisata kembali bergeliat meski tetap dengan prokes yang ketat dan inovatif," tuturnya.

Baca juga: Soal Usulan Penghapusan Masa Karantina Wisman di Bali, Begini Tanggapan Luhut

Wisata Bali berpeluang untuk bangkit

Ilustrasi Bali - Wisatawan di Monkey Forest.SHUTTERSTOCK Ilustrasi Bali - Wisatawan di Monkey Forest.
Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Divisi Promosi dan Pengembangan Obyek Wisata Tanah Lot Bali, Kadek Niti.

Ia meminta pemerintah mengkaji ulang kebijakan PPKM Level 3 yang akan diterapkan saat Nataru.

"Kami menghormati setiap kebijakan pemerintah dalam penanganan pandemi. Akan tetapi, harapan kami khususnya di pariwisata agar bisa dikaji kembali karena baru saja pariwisata menggeliat," kata dia.

Ia mengatakan, peluang industri pariwisata di Bali untuk bangkit saat Nataru sangat besar karena jumlah kunjungan wisatawan domestik yang kian meningkat.

Baca juga: Aksi Mahasiswa Tolak PPKM di DPRD NTB Diwarnai Perusakan Pintu Gerbang

"Harapannya sih, janganlah sampai ada pembatasan lagi karena sesuai aplikasi saja kami sudah dibatasi sekian," tuturnya.

Menuurtnya, selama pariwisata kembali dibuka usai PPKM Darurat, kunjungan di Tanah Lot hanya 2.000 orang per hari.

Padahal, dalam situasi normal sebelum pandemi, Tanah Lot bisa kedatangan 20.000 orang dalam sehari.

"Selama berjalan ini kunjungan per hari baru mencapai 2.000 orang. Dan jika kami liat dari aplikasi PeduliLindungi untuk Tanah Lot dikasi limit 1.000 orang per sekali kunjungan. Makanya itu, (PPKM Level 3) perlu dikaji ulang," pungkasnya.

Baca juga: Mahasiswa dan Polisi Bentrok dalam Demo Lanjutan Tolak PPKM di Ambon

Luhut: demi lindungi rakyat

Gubernur Bali Wayan Koster saat mendampingi Luhut Binsar Pandjaitan di Hutan Mangrove di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai, Kamis (25/11/2021).Humas Pemprov Bali Gubernur Bali Wayan Koster saat mendampingi Luhut Binsar Pandjaitan di Hutan Mangrove di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai, Kamis (25/11/2021).
Menanggapi penolakan tersebut, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, kebijakan tersebut dibuat untuk melindungi rakyat

"Pemerintah itu pasti dalam konteks melindungi rakyatnya. Jadi kalau enggak ada aturan, bebas merdeka, bebas merdeka, bebas merdeka juga sakit kamu," kata Luhut saat meninjau Hutan Mangrove di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai, Kamis (25/11/2021).

Luhut menyebutkan, pelaku industri pariwisata di Pulau Dewata seharusnya tak menolak kebijakan pemerintah terkait penerapan PPKM Level 3 selama Nataru.

Ia meyakini, meski PPKM Level 3 diterapkan, kebijakan ini tak berpengaruh signifikan terhadap kunjungan wisatawan domestik.

Baca juga: Luhut: Saya Yakin Pandemi Covid-19 Tetap Terkendali Tahun Depan

"Enggak juga kok, tadi penuh hotel. Sekarang kamu itu ada dibikin sedikit aturan tapi aman, atau kamu enggak usah ada aturan tapi sakit. Pilih mana?" kata dia.

Sementara itu, terkait kunjungan wisaman yang masih nihil sejak pintu pariwisata internasional dibuka pada 14 Oktober, Luhut akan mencoba alternatif lain.

Salah satunya akan menambah slot penerbangan internasional menuju Bali.

Menurutnya, slot penerbangan yang ditambah itu memiliki kapasitas 4.500 penumpang setiap hari.

"Ya sabar. Sekarang ini kita tambah mulai besok untuk penerbangan 7 flight lagi sehingga bisa itu tambah 4.500 penumpang per hari," tuturnya.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Ach. Fawaidi | Editor : Priska Sari Pratiwi, Dheri Agriesta)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Regional
Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Regional
Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Regional
Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Regional
Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, 'Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta'

Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, "Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta"

Regional
Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Regional
Sempat Menghilang, Pedagang Durian 'Sambo' Muncul Lagi di Demak

Sempat Menghilang, Pedagang Durian "Sambo" Muncul Lagi di Demak

Regional
Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Regional
Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Regional
Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Regional
Irjen Pol Purn Johni Asadoma Mendaftar sebagai Calon Gubernur NTT ke PAN

Irjen Pol Purn Johni Asadoma Mendaftar sebagai Calon Gubernur NTT ke PAN

Regional
Jadi Bandara Domestik, SMB II Palembang Tetap Layani Penerbangan ke Jeddah dan Mekkah

Jadi Bandara Domestik, SMB II Palembang Tetap Layani Penerbangan ke Jeddah dan Mekkah

Regional
Mahasiswa di Ambon Tewas Gantung Diri, Diduga karena Masalah Asmara

Mahasiswa di Ambon Tewas Gantung Diri, Diduga karena Masalah Asmara

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com