"Sementara ini biarkan mereka menemukan dunia mereka. Di Panti Ruhama, mereka berkumpul dengan anak anak sebaya mereka, diajari baca tulis dan perlahan kami pulihkan dari traumanya. Jadi kami fokus untuk trauma healing bagi keduanya,’’jelas Faridah.
Dikonfirmasi sampai kapan keduanya akan berada dalam bimbingan dan asuhan DP3A Nunukan, Faridah menegaskan, sampai ada rekomendasi dari pekerja sosial (Peksos) dan psikolog yang menyatakan mereka sudah bisa dipulangkan.
‘’Jadi masalah anak tidak main main karena menyangkut masa depan mereka. Kami berharap pengertian keluarga si anak, semoga mereka bisa melewati peristiwa kelam yang dialami selama ini,’’katanya.
Deportasi
Pemerintah Malaysia mendeportasi 193 PMI yang telah usai menjalani hukuman mereka di Depot Imigresen Tawau (DIT) pada Kamis (21/10/2021) sore.
Awalnya, ada 197 PMI yang hendak dipulangkan melalui Pelabuhan Tunon Taka Nunukan. Namun, karena saat pengecekan ada 3 orang terkonfirmasi positif Covid-19 dan 1 orang belum lengkap dokumennya, kepulangan mereka harus ditunda.
Sebagaimana dijelaskan Sub-Koordinator Perlindungan dan Penempatan UPT BP2MI Nunukan Arbain, deportasi kali ini mengawali kepulangan sekitar 1.400 lebih WNI di Malaysia.
‘’Ini akan berlanjut sampai Desember 2021, hasil meeting zoom kami bersama stakeholder terkait, akhir Oktober atau awal November 2021, akan ada lagi pemulangan dari Kota Kinabalu Sebanyak 354 orang. Dan jadwal selanjutnya akan ada terus,’’katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.