Wayang Anjukladang ini merupakan salah satu inovasi Badar.
Inovasi cerita Wayang Anjukladang ini diharapkan bisa menjadi ikon Nganjuk.
Sementara itu, Badar menjelaskan Wayang Anjukladang merupakan seni pedalangan khas Nganjuk yang bercerita seputar Nganjuk.
Termasuk mengenai sejarah Kota Angin, sebutan Kabupaten Nganjuk.
Menurut Badar, Wayang Anjukladang berbeda dengan wayang pada umumnya.
Di antara yang membedakan yakni busana wayang, bentuk wayang, dan sampurnya yang khas.
“Lalu yang kedua adalah jenis iringan. Iringan kami memasukkan iringan gambang yang lebih dominan. Karena kami adaptasi dari wayang timplong,” papar Badar.
Perbedaan lainnya, kata Badar, ada pada penokohan.
Wayang Anjukladang tak mengambil nama tokoh dalam lakon Wayang Purwa seperti Werkudoro, Arjuna, maupun Rahwana.
Melainkan mengambil tokoh yang berkaitan dengan Nganjuk.
“Ini penokohannya (Wayang Anjukladang) itu kami mulai dari tokoh-tokoh di Mataram Kuno, yaitu adalah tokoh-tokoh seperti Mpu Sindok, Dyah Wawa, Raja Mataram Kuno di Jawa Tengah,” sebutnya.
“Lalu kita juga interpretasi Resi Anjuk Ladang, di mana nama tersebut juga ada di prasastri (Anjuk Ladang) bernama Sangget Mpu Anjuk Ladang,” beber Badar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.