Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral, Video Debat Panas Plt Bupati Bener Meriah Vs Aktivis soal Gaji Honorer, sampai Hampir Adu Fisik

Kompas.com - 22/09/2021, 14:21 WIB
Kontributor Takengon, Iwan Bahagia ,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BENER MERIAH, KOMPAS.com - Video debat panas antara Plt Bupati Bener Meriah Dailami dan seorang aktivis di halaman kantor DPRD Bener Meriah pada Senin, 20 September 2021, viral di media sosial. 

Dalam video pertama berdurasi 2.50 menit tersebut tampak Dailami dan seorang aktivis Garis Merah bernama Nasri Gayo berdebat soal pemecatan sejumlah pejabat daerah, dana lahan puskesmas, hingga tertundanya gaji pegawai honorer sampai sembilan bulan.

Dailami sempat tersulut emosinya saat adu debat, bahkan sampai dipegangi oleh sejumlah ajudannya agar tak terjadi kontak fisik. 

Dalam orasinya, pihak aktivis menyinggung kinerja Sekda Bener Meriah Haili Yoga dan sejumlah pejabat terkait, yang mereka nilai lebih mengutamakan proyek daripada hak-hak tenaga honorer dan PNS.

Para aktivis itu menduga dalam proyek lahan puskesmas ada fee yang dibayarkan di depan, sehingga mereka ingin Sekda dan pejabat dinas yang terlibat agar dipecat. 

Dailami pun langsung memotong.

Baca juga: Bupati Bener Meriah Stroke, Gubernur Aceh Tunjuk Pelaksana Tugas

Debat panas 

"Dengar dulu, you itu salah. Itu (Penggunaan dana DAK) sudah siap ditender, kemudian lahan bermasalah. Jadi uang (APBD) harus dihabiskan, kalau tidak dikembalikan ke pusat. Kedua, untuk tenaga honorer dan insentif PNS mereka tidak komplain, karena sudah saya panggil," tegas Dailami, dalam video yang beredar.

Aktivis Nasri kembali membantah statemen Dailami. Menurut mereka, komplain para tenaga honorer terkait persoalan gaji sudah lebih dahulu mencuat di media.

Saat Dailami akan menjawab hal itu, Nasri langsung beranjak pergi. Sikap Nasri itu membuat Dailami bergegas mengejarnya beberapa langkah untuk melanjutkan klarifikasi.

Baca juga: Lantik Dailami sebagai Wabup Bener Meriah, Gubernur Aceh Minta Fokus Tangani Covid-19

"Sini kamu, saya mendengar aspirasi Anda, jangan Anda emosi," kata Dailami, dalam video kedua yang berdurasi 56 detik.

"Sekarang 2.000 honorer tidak lagi bermasalah, cuma kamu yang bermasalah," lanjut Dailami dengan nada tinggi.

Di akhir video, Plt Bupati Bener Meriah dengan Nasri Gayo tampak seperti akan melakukan kontak fisik.

Sehingga para ajudan dan sejumlah orang langsung memegang kedua belah pihak untuk mengakhiri perdebatan panas itu.

Baca juga: Ribuan Dosis Vaksin Sinovac Terbuang Sia-sia di Aceh Tenggara gara-gara Warga Enggan Divaksin

 

Duduk perkara debat panas, menurut Plt Bupati Bener Meriah

Dikonfirmasi Kompas.com soal beredarnya video debat panas tersebut Plt Bupati Bener Meriah Dailami membenarkan peristiwa tersebut.

Ia mengatakan, kejadian itu terjadi saat jam istirahat sidang pembahasan APBK-P di kantor DPRD Kabupaten Bener Meriah.

Menurut Dailami, awal dari perdebatan itu ketika para aktivis membentangkan spanduk  bertuliskan pemecatan Sekda dan Kepala Dinas Pendidikan serta Kesehatan Bener Meriah.

"Setelah jam istirahat, saya memanggil dan bertemu mereka. Saya ingin bertanya apa maksud dan tujuannya membuat tulisan yang mengusulkan pemecatan Sekda dan dua kadis," kata Dailami melalui telepon ke Kompas.com, Senin (21/9/2021) malam. 

Saat menemui aktivis, Dailami baru tahun jika mereka berasal dari organisasi bernama Garis Merah. 

Para aktivis itu, ucap Dailami, memprotes soal belum dibayarkannya gaji tenaga honorer selama hampir sembilan bulan. Serta protes soal insentif guru yang juga belum diberikan. 

Penjelasan soal tiga tuntutan aktivis

"Mereka tidak tahu, bahwa Pemkab sudah menyediakan Rp 3,6 miliar dana dari APBK murni, dan Rp 2,5 miliar sudah diusulkan dalam anggaran perubahan kemarin, dan sudah disetujui dewan,"  jelas Dailami.

Soal pematangan lahan Puskesmas, Dailami mengaku sudah mendapat persetujuan dari Mendagri, sehingga tidak lagi ada persoalan seperti tuduhan Nasri Gayo.

"Mendagri sudah setuju, kalau tidak dana dikembalikan negara, itu dana DAK, bukan DID," sebut Dailami, tanpa menyebut besarannya.

Dailami bantah tersulut emosi, mengaku hanya bela bawahan

Plt Bupati Bener Meriah Dailami membantah bahwa dirinya tersulut emosi saat bersitegang dengan aktivis tersebut. Ia mengatakan hanya berbicara dengan nada penegasan. 

Ia mengatakan membela bawahannya dan si aktivis bersikap kurang pantas karena tiba-tiba meninggalkannya saat ia akan memberikan penjelasan. 

"Saya tidak emosi, hanya menegaskan. Karena ada tuduhan terhadap Sekda dan Kepala Dinas Pendidikan dan Kepala Dinas Kesehatan di Bener Meriah," ujar Dailami.

"Saat saya menjelaskan dia (aktivis itu) langsung pergi. Ini kan tindakan tidak tepat. Padahal sebelum dia bicara, kami sudah punya anggaran Rp 6,3 miliar untuk biaya jasa tenaga honorer, dan ada rencana penambahan di APBK Perubahan. Mendagri sudah izin dana untuk pematangan lahan yang disinggung aktivis itu," lanjut Dailami.

Bagi Dailami, pihaknya tidak anti dengan kritik, namun kritik yang disampaikan harus lebih subtansi serta tidak mengarah ke personal, sehingga pemerintah daerah bisa menjawab atas kritikan tersebut.

"Bagaimanapun, ini para pejabat ini kan bawahan saya. Jadi saya sebagai pimpinan harus membela mereka," tegas Dailami.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Regional
Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Regional
Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Regional
Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Regional
Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, 'Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta'

Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, "Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta"

Regional
Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Regional
Sempat Menghilang, Pedagang Durian 'Sambo' Muncul Lagi di Demak

Sempat Menghilang, Pedagang Durian "Sambo" Muncul Lagi di Demak

Regional
Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Regional
Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Regional
Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com