Tak ada pementasan ludruk
Menurut Kastini, selama dua tahun ini, memang tidak ada pementasan ludruk.
Padahal Kartolo bekerja sebagai seorang seniman ludruk.
Namun, Kartolo sempat ikut syuting di tiga film.
Dari tiga film yang diperankan Kartolo dan Kastini, mereka sudah menerima honor dari PH yang memproduksi film.
"Selama hampir dua tahun enggak ada panggung memang. Cuma kami ada kegiatan syuting film memang, ada tiga film, tahun lalu sama tahun ini. Sudah dikasih honor dari 3 film itu," ujar dia.
Baca juga: Kafe dan Resto di DKI, Bandung, dan Surabaya Boleh Dine In Maksimal 60 Menit
Adapun terkait bantuan uang tunai senilai Rp 50.000.000 yang diberikan Wakil Wali Kota Surabaya Armuji, Kastini menyebutkan, hal itu hanya sebagai bentuk apresiasi atas karya-karya yang sudah diciptakan Kartolo.
"Iya, uang itu bentuk apresiasi Pak Armuji kepada karya-karya bapak (Kartolo) selama ini," ujar dia.
Jual rumah
Kartolo pun berencana menjual rumahnya.
Dia memutuskan untuk menjual rumah yang ditempatinya bersama keluarganya sejak 1984 karena ingin mencari suasana baru dan membelikan rumah untuk anak dan cucu Kartolo.
Rumah pribadi Kartolo itu berada di Jalan Kupang Jaya 1, Surabaya.
Ada dua rumah yang akan dijual, pertama rumah atas nama Kartolo dan rumah anaknya, Dewi Trianti yang bertetanggaan. Dua rumah itu total memiliki luas 440 meter persegi.
"Sempat ada yang menawar Rp 6 miliar, tetapi saya masih menunggu tawaran yang lebih tinggi lagi," kata Kartolo.
Kartolo menuturkan, ia tak mempermasalahkan harga yang ditawarkan asalkan dari hasil penjualan itu bisa cukup untuk membeli tanah dan dibangunkan rumah untuk anak dan lima cucunya.
"Saya berencana membeli tanah dan dibangun rumah untuk anak cucu," ujar dia.
Terdata sebagai MBR
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Kota Surabaya Suharto Wardoyo atau akrab disapa Anang mengatakan, Kartolo terdaftar sebagai Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
Karena alasan itu, ia berhak menerima bantuan sosial.
Namun, Anang tidak menjelaskan dengan detail apa saja kriteria warga yang layak menerima bantuan sosial dari pemerintah.
"Cak Kartolo dapat BST Kantor Pos dari Kementerian Sosial, dia kan masuk MBR. Nanti saya beri peraturan wali kotanya," kata Anang singkat.
Kabid Perencanaan, Pendataan, Pengawasan, dan Pengendalian Dinsos Surabaya Rochmat Basuki menyampaikan, data yang dikirim ke kemensos semuanya memang data MBR.
Menurut Rochmat, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya pernah mengirimkan data nama-nama seniman agar diberikan bantuan sosial.
"Saya dapat datanya dari Disbudpar. Soalnya kan namanya ada banyak. Saya enggak paham apakah Pak Kartolo masuk di usulan Dinas Pariwisata atau bagaimana," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.