KOMPAS.com - Berita Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka tak menghadiri penyerahan penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha di Surabaya, Jawa Timur, jadi sorotan.
Putra sulung Presiden Joko Widodo seharusnya bersama 14 kepala daerah lainnya menerima penghargaan di upacara peringatan Hari Otonomi Daerah (Otoda) XXVIII, di Balai Kota Surabaya, Kamis (25/4/2024).
Sementara itu, kisah inspiratif menuai perhatian dari peuda asal Blora, Jawa Tengah, bernama Adi Latif Mashudi.
Adi rela meninggalkan pekerjaannya di Korea Selatan dengan gaji puluhan juta dan memilih menjadi petani di kampung halamannya.
Berikut ini berita populer regional selengkapnya:
Gibran tak menghadiri acara penyerahan penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Nugraha di Balai Kota Surabaya.
Saat itu hanya tampak 14 kepala daerah yang hadir untuk menerima langsung dari Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian.
Penghargaan tersebut diperuntukkan bagi para kepala daerah yang dinilai berprestasi.
Hal itu terungkap saat pembawa acara tidak menyebutkan nama Gibran dalam penerima penghargaan itu.
"Sebagai penghargaan atas jasanya yang besar atau berprestasi kinerja sangat tinggi dalam penyelenggaraan pemerintah daerah berdasarkan hasil evaluasi kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah," jelasnya.
Baca berita selengkapnya: Gibran Tak Hadiri Penyematan Penghargaan Satyalancana di Surabaya
Adi merupakan pemilik Agrowisata Petik Buah Girli Smart Ecosystem Farming yang berada di Desa Sumberejo, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora.
Agrowisata tersebut saat ini berfokus pada pertanian hidroponik buah melon dengan menanam beberapa varietas, seperti chamoe, inthanon atau golden emerald, new kinanti hingga kirani.
Di balik kesuksesannya jadi petani, Adi ternyata sempat bekerja di Korea Selatan dengan gaji puluhan juta.