Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siswa dan Orangtua Desak Gelar PTM Terbatas, Wali Kota Jambi: Vaksinasi Pelajar Baru 40 Persen

Kompas.com - 06/09/2021, 16:36 WIB
Suwandi,
I Kadek Wira Aditya

Tim Redaksi

JAMBI, KOMPAS.com - Para siswa dan orangtua mendesak Pemerintah Kota (Pemkot) Jambi segera melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas.

Desakan ini muncul karena selama pembelajaran jarak jauh atau daring, sejumlah siswa mengaku kesulitan menangkap pelajaran yang diberikan oleh guru.

"Sekolah daring bikin susah paham. Kerjaannya lihatin google terus, jadi bosan," kata Maria, siswi SMP Negeri 7 Kota Jambi saat mengikuti vaksinasi massal di kantor Damkar Kota Jambi, Senin (6/9/2021).

Baca juga: Kota Jambi Belum Gelar Pembelajaran Tatap Muka Terbatas, Ini Alasannya

Ia mengatakan dirinya juga merindukan untuk bertemu langsung dengan teman dan guru.

Pertemuan daring, kata dia, tidak mengobati kerinduan dengan teman dan guru. Bahkan membuat Maria, semakin semangat untuk PTM terbatas.

Untuk itu, dia telah meyakinkan beberapa teman dekatnya untuk mengikuti vaksin massal yang dilaksanakan Pemkot Jambi.

Baca juga: Hari Pertama PTM SMA di Banten, Siswa Bingung Cari Kelas hingga Tak Kenal Kepala Sekolah

"Awalnya banyak teman tidak mau vaksin, karena dilarang orangtua. Tapi karena rindu mau bertemu di sekolah, kami saling menguatkan untuk vaksin," sebut Maria.

Adapula Eva Aulia, siswi SMP 5 Negeri Kota Jambi menuturkan, sekolah daring telah membuatnya lelah, karena hanya 20 persen pelajaran yang bisa dipahami.

"Kita sering ke-distract, lalu hilang fokus, karena sinyal lemah atau paket data habis. Jadi memang sulit berkonsentrasi, karena berjam-jam melihat layar," kata Aulia menceritakan pengalaman sekolah daring.

Meski Eva mengaku takut dengan jarum suntik, namun karena keinginan untuk PTM, dia akhirnya tetap mengikuti vaksin, sebagai syarat bisa sekolah secara langsung.

Hal senada ditegaskan orangtua murid bernama Yuyun (36). Sekolah daring, kata Yuyun, tidak efektif dan kebanyakan merepotkan orangtua.

"Kalau di rumah, anak-anak itu belajar tidak fokus, banyak mainnya. Jadi kita orangtua harus tungguin dia belajar, agar serius," sebut Yuyun.

Menurutnya, tentu tidak semua orangtua memiliki kemewahan waktu, terutama untuk mengawasi anak saat sekolah daring.

"Kita juga harus kerja, cari uang bantu suami. Lalu bersihkan rumah, masak, mencuci dan kerja rumah lainnya," sebut Yuyun.

Dengan sekolah PTM, anak-anak akan fokus belajar. Dalam pikiran anak itu sudah terbentuk sekolah tempat belajar dan rumah tempat bermain.

Karena alasan itu, tambah Yuyun, dia mendorong anaknya untuk vaksin. Kemudian berharap kepada pemerintah, untuk segera melaksanakan PTM terbatas.

Wali Kota Jambi Syarif Fasha mengatakan, pemkot sudah menerima usulan dari berbagai pihak terkait pelaksanaan PTM di Kota Jambi. 

"Kita sudah terima usulan dari orantua siswa, agar segera PTM. Tapi belum bisa (dilaksanakan) karena vaksinasi pelajar baru 40 persen," ungkapnya saat meninjau vaksinasi massal di Damkar Kota Jambi.

Syarif menegaskan, pihaknya akan secepatnya menggelar PTM terbatas setelah capaian vaksinasi pelajar sesuai target, yakni sebesar 70 persen dari 59.400 orang.

"Syarat PTM, siswa harus sudah vaksin minimal tahap pertama, lalu memperlihatkan kartu vaksin dan melapor ke sekolah," tutup Fasha.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penyelidikan Dugaan Korupsi Payung Elektrik Masjid Raya Annur Riau Dihentikan

Penyelidikan Dugaan Korupsi Payung Elektrik Masjid Raya Annur Riau Dihentikan

Regional
Sederet Fakta Pembunuhan Karyawan Toko di Sukoharjo, Korban Dibunuh 3 Pria, Pelaku Bawa Kabur THR Korban

Sederet Fakta Pembunuhan Karyawan Toko di Sukoharjo, Korban Dibunuh 3 Pria, Pelaku Bawa Kabur THR Korban

Regional
Anggota OPM Pelaku Penyerangan Pos Kisor Serahkan Diri dan Kembali ke Pangkuan NKRI

Anggota OPM Pelaku Penyerangan Pos Kisor Serahkan Diri dan Kembali ke Pangkuan NKRI

Regional
Bus Eka Tabrak Truk di Tol Solo-Ngawi, 1 Orang Tewas, Ini Dugaan Penyebabnya

Bus Eka Tabrak Truk di Tol Solo-Ngawi, 1 Orang Tewas, Ini Dugaan Penyebabnya

Regional
PDAM Magelang Beri Diskon untuk Masyarakat Penghasilan Rendah, Catat Tanggalnya

PDAM Magelang Beri Diskon untuk Masyarakat Penghasilan Rendah, Catat Tanggalnya

Regional
Timnas Menang Atas Korea Selatan, Warga Ambon Konvoi sambil Bunyikan Klakson

Timnas Menang Atas Korea Selatan, Warga Ambon Konvoi sambil Bunyikan Klakson

Regional
Cerita Nelayan Berhari-hari Bantu Cari Dokter Wisnu di Laut, Keluarganya Pernah Jadi Pasien Sang Dokter

Cerita Nelayan Berhari-hari Bantu Cari Dokter Wisnu di Laut, Keluarganya Pernah Jadi Pasien Sang Dokter

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Regional
[POPULER REGIONAL] Gibran Tak Terima Satyalancana | Kisah Inspiratif Adi, Petani Hidroponik Asal Blora

[POPULER REGIONAL] Gibran Tak Terima Satyalancana | Kisah Inspiratif Adi, Petani Hidroponik Asal Blora

Regional
Berapa Gaji PPK, PPS, KPPS, dan Pantarlih di Pilkada 2024?

Berapa Gaji PPK, PPS, KPPS, dan Pantarlih di Pilkada 2024?

Regional
4 Kapal Ikan Terbakar di Pelabuhan Cilacap

4 Kapal Ikan Terbakar di Pelabuhan Cilacap

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Regional
Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com