Salin Artikel

Siswa dan Orangtua Desak Gelar PTM Terbatas, Wali Kota Jambi: Vaksinasi Pelajar Baru 40 Persen

JAMBI, KOMPAS.com - Para siswa dan orangtua mendesak Pemerintah Kota (Pemkot) Jambi segera melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas.

Desakan ini muncul karena selama pembelajaran jarak jauh atau daring, sejumlah siswa mengaku kesulitan menangkap pelajaran yang diberikan oleh guru.

"Sekolah daring bikin susah paham. Kerjaannya lihatin google terus, jadi bosan," kata Maria, siswi SMP Negeri 7 Kota Jambi saat mengikuti vaksinasi massal di kantor Damkar Kota Jambi, Senin (6/9/2021).

Ia mengatakan dirinya juga merindukan untuk bertemu langsung dengan teman dan guru.

Pertemuan daring, kata dia, tidak mengobati kerinduan dengan teman dan guru. Bahkan membuat Maria, semakin semangat untuk PTM terbatas.

Untuk itu, dia telah meyakinkan beberapa teman dekatnya untuk mengikuti vaksin massal yang dilaksanakan Pemkot Jambi.

"Awalnya banyak teman tidak mau vaksin, karena dilarang orangtua. Tapi karena rindu mau bertemu di sekolah, kami saling menguatkan untuk vaksin," sebut Maria.

Adapula Eva Aulia, siswi SMP 5 Negeri Kota Jambi menuturkan, sekolah daring telah membuatnya lelah, karena hanya 20 persen pelajaran yang bisa dipahami.

"Kita sering ke-distract, lalu hilang fokus, karena sinyal lemah atau paket data habis. Jadi memang sulit berkonsentrasi, karena berjam-jam melihat layar," kata Aulia menceritakan pengalaman sekolah daring.

Meski Eva mengaku takut dengan jarum suntik, namun karena keinginan untuk PTM, dia akhirnya tetap mengikuti vaksin, sebagai syarat bisa sekolah secara langsung.


Hal senada ditegaskan orangtua murid bernama Yuyun (36). Sekolah daring, kata Yuyun, tidak efektif dan kebanyakan merepotkan orangtua.

"Kalau di rumah, anak-anak itu belajar tidak fokus, banyak mainnya. Jadi kita orangtua harus tungguin dia belajar, agar serius," sebut Yuyun.

Menurutnya, tentu tidak semua orangtua memiliki kemewahan waktu, terutama untuk mengawasi anak saat sekolah daring.

"Kita juga harus kerja, cari uang bantu suami. Lalu bersihkan rumah, masak, mencuci dan kerja rumah lainnya," sebut Yuyun.

Dengan sekolah PTM, anak-anak akan fokus belajar. Dalam pikiran anak itu sudah terbentuk sekolah tempat belajar dan rumah tempat bermain.

Karena alasan itu, tambah Yuyun, dia mendorong anaknya untuk vaksin. Kemudian berharap kepada pemerintah, untuk segera melaksanakan PTM terbatas.

Wali Kota Jambi Syarif Fasha mengatakan, pemkot sudah menerima usulan dari berbagai pihak terkait pelaksanaan PTM di Kota Jambi. 

"Kita sudah terima usulan dari orantua siswa, agar segera PTM. Tapi belum bisa (dilaksanakan) karena vaksinasi pelajar baru 40 persen," ungkapnya saat meninjau vaksinasi massal di Damkar Kota Jambi.

Syarif menegaskan, pihaknya akan secepatnya menggelar PTM terbatas setelah capaian vaksinasi pelajar sesuai target, yakni sebesar 70 persen dari 59.400 orang.

"Syarat PTM, siswa harus sudah vaksin minimal tahap pertama, lalu memperlihatkan kartu vaksin dan melapor ke sekolah," tutup Fasha.

https://regional.kompas.com/read/2021/09/06/163609478/siswa-dan-orangtua-desak-gelar-ptm-terbatas-wali-kota-jambi-vaksinasi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke