JAMBI, KOMPAS.com - Setelah 76 tahun Indonesia merdeka, belum membuat pendidikan terbebas dari gurita segala persoalannya.
Salah satunya, Sekolah Dasar Negeri 71 Keranggan, Kecamatan Sekernan, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi. SD ini selama 44 tahun berdiri belum teraliri listrik dan memiliki sumber air bersih memadai.
"Anak sekolah daring jadi susah, karena tidak ada listrik," kata Kepala sekolah SDN 71 Keranggan, Hasan Basri melalui sambungan telepon, Rabu (18/8/2021).
Baca juga: Jalan Enggak Ada, Listrik Enggak Ada, Kami Masih Dijajah, Belum Merdeka
Murid tak bisa sekolah daring
Ia mengatakan anak-anak terpaksa tidak sekolah daring. Selain tidak adanya listrik untuk mendukung sekolah daring, juga kebanyakan anak-anak di Keranggan tidak memiliki gawai.
Risiko memang tinggi dengan menggelar sekolah tatap muka pada masa pandemi. Namun dia bersiasat, tidak semua hari siswa masuk sekolah.
"Ada kalanya siswa ke sekolah dan terkadang guru datang mengunjungi siswa dari rumah ke rumah," kata Hasan menjelaskan.
Baca juga: Rasio Desa yang Dialiri Listrik di NTT Capai 96,6 Persen, Jangkau Wilayah Perbatasan Timor Leste
Air bersih terdekat: air sungai Batanghari yang keruh
Penderitaan sekolah tanpa listrik saat sekolah daring, belum berhenti. Untuk mengundang anak-anak belajar ke sekolah, mereka harus memiliki sumber air bersih.
Sehingga bisa disediakan sarana dan prasarana untuk mencuci tangan, agar anak-anak terbebas dari penularan Covid-19.
Sumber terdekat air bersih adalah Sungai Batanghari. Namun airnya keruh dan sudah terkontaminasi limbah pabrik, akan tambah berbahaya jika digunakan untuk anak-anak.
Sumur awalnya dulu ada, namun sekarang sudah mengalami kerusakan dan tidak lagi memuntahkan mata air.