Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasib SD di Jambi, Setelah 76 Tahun Indonesia Merdeka, Listrik Tak Ada, Air Bersih Pun Susah

Kompas.com - 19/08/2021, 09:15 WIB
Suwandi,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAMBI, KOMPAS.com - Setelah 76 tahun Indonesia merdeka, belum membuat pendidikan terbebas dari gurita segala persoalannya.

Salah satunya, Sekolah Dasar Negeri 71 Keranggan, Kecamatan Sekernan, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi. SD ini selama 44 tahun berdiri belum teraliri listrik dan memiliki sumber air bersih memadai.

"Anak sekolah daring jadi susah, karena tidak ada listrik," kata Kepala sekolah SDN 71 Keranggan, Hasan Basri melalui sambungan telepon, Rabu (18/8/2021).

Baca juga: Jalan Enggak Ada, Listrik Enggak Ada, Kami Masih Dijajah, Belum Merdeka

Murid tak bisa sekolah daring

Ia mengatakan anak-anak terpaksa tidak sekolah daring. Selain tidak adanya listrik untuk mendukung sekolah daring, juga kebanyakan anak-anak di Keranggan tidak memiliki gawai.

Risiko memang tinggi dengan menggelar sekolah tatap muka pada masa pandemi. Namun dia bersiasat, tidak semua hari siswa masuk sekolah.

"Ada kalanya siswa ke sekolah dan terkadang guru datang mengunjungi siswa dari rumah ke rumah," kata Hasan menjelaskan.

Baca juga: Rasio Desa yang Dialiri Listrik di NTT Capai 96,6 Persen, Jangkau Wilayah Perbatasan Timor Leste

Air bersih terdekat: air sungai Batanghari yang keruh

Penderitaan sekolah tanpa listrik saat sekolah daring, belum berhenti. Untuk mengundang anak-anak belajar ke sekolah, mereka harus memiliki sumber air bersih.

Sehingga bisa disediakan sarana dan prasarana untuk mencuci tangan, agar anak-anak terbebas dari penularan Covid-19.

Sumber terdekat air bersih adalah Sungai Batanghari. Namun airnya keruh dan sudah terkontaminasi limbah pabrik, akan tambah berbahaya jika digunakan untuk anak-anak.

Sumur awalnya dulu ada, namun sekarang sudah mengalami kerusakan dan tidak lagi memuntahkan mata air.

 

44 tahun berdiri, sarana pendidikan jauh dari memadai

SDN 71 Keranggan sudah berdiri sejak 1977. Namun sarana pendukung untuk sekolah ini masih jauh dari kata memadai. Sebab, tidak ada aliran listrik dan sumber air bersih.

Belasan tahun menjadi kepala sekolah, Hasan tidak hanya berpangku tangan. Dia telah berusaha sekuat tenaga untuk mendatangkan listrik ke sekolah.

"Ujian anak kelas VI Oktober mendatang, itu berkemungkinan menggunakan sistem Ujian Berbasis Komputer (UBK). Kalau tidak ada listrik ya tidak bisa," kata Hasan dengan nada prihatin.

14 tahun berjuang dapatkan listrik, Kepsek kesal karena selalu dibilang dana tidak ada

Menurut Hasan, pada 2000 lalu, dirinya sudah mengusulkan tentang sarana dan prasarana di dinas pendidikan Kabupaten Muaro Jambi, termasuk listrik dan sumber air bersih.

"Jawabannya sama, antara pihak dinas pendidikan kabupaten dan provinsi, tidak ada dana," kenang Hasan dengan nada kesal.

Tidak hanya itu, pada awal 2021 Hasan juga telah mengajukan sarana listrik dan air bersih ke pemerintah daerah Kabupaten Muarojambi, tetapi hasilnya nihil.

"Sudah 14 tahun saya jadi kepala sekolah, berjuang untuk dapatkan listrik dan sumber air bersih sekolah, tapi selalu gagal.

Bisa jadi dirinya tidak memiliki koneksi dan jaringan, sehingga semua pihak yang mengurusi pendidikan, berhak menolak keluhan dan usulan Hasan.

30 menit dari pusat pemerintahan Muaro Jambi tapi seperti terisolir

SDN 71 Keranggan hanya berjarak 30 menit, dari pusat pemerintahan Kabupaten Muaro Jambi atau kantor Bupati Muaro Jambi, Masnah Busro.

Jarak dari Kantor Gubernur Jambi menuju sekolah di Keranggan, apabila jalur air tidak sampai 1 jam perjalanan.

Untuk mengakses sekolah ini, ada dua jalur alternatif yang bisa digunakan, pertama jalur darat dan sungai.

Jarak tempuh 30 menit menggunakan perahu dari Desa Berembang menuju sekolah.

Sedangkan jalur darat membutuhkan waktu 2 jam, karena kondisi jalan dan jarak tempuh yang cukup jauh.

Ironisnya, jarak sekolah dengan Desa Keranggan, itu hanya 2 kilometer.

Maka Hasan melobi kepala desa, untuk menarik kabel listrik menuju sekolahnya, tetapi jawabannya sama, tidak ada anggaran untuk itu.

Solusi kepala desa: sekolah pindah

Kepala Desa Keranggan, Tarmizi, mengatakan pihak desa bahkan telah memberikan solusi dengan menyiapkan lahan berupa tanah apabila memang sekolah tersebut harus dipindahkan agar bisa teraliri listrik.

"SD Negeri 71 Keranggan sudah 44 tahun berdiri. Kendalanya tidak ada listrik dan sumber air bersih, karena sedikit jauh dari permukiman warga," terang Tarmizi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Regional
Airin dan Mantan Bupati Pandeglang Daftar Jadi Bacagub Banten lewat PDI-P

Airin dan Mantan Bupati Pandeglang Daftar Jadi Bacagub Banten lewat PDI-P

Regional
Polres Siak Pasang Stiker 'Cahaya' pada Truk di Jalan Tol Permai

Polres Siak Pasang Stiker "Cahaya" pada Truk di Jalan Tol Permai

Regional
2 Residivis Jambret di 7 TKP Diringkus di Pekanbaru

2 Residivis Jambret di 7 TKP Diringkus di Pekanbaru

Regional
10.700 Vaksin Hewan Penular Rabies Diperkirakan Tiba di Sikka Awal Mei

10.700 Vaksin Hewan Penular Rabies Diperkirakan Tiba di Sikka Awal Mei

Regional
Bermesraan, 4 Pelanggar Syariat Islam di Banda Aceh Dicambuk 17 Kali

Bermesraan, 4 Pelanggar Syariat Islam di Banda Aceh Dicambuk 17 Kali

Regional
Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Regional
Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Regional
RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

Regional
Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Regional
Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Regional
Polemik Bantuan Bencana di Pesisir Selatan, Warga Demo Minta Camat Dicopot

Polemik Bantuan Bencana di Pesisir Selatan, Warga Demo Minta Camat Dicopot

Regional
Pengakuan Pelaku Pemerkosa Siswi SMP di Demak, Ikut Nafsu Lihat Korban Bersetubuh

Pengakuan Pelaku Pemerkosa Siswi SMP di Demak, Ikut Nafsu Lihat Korban Bersetubuh

Regional
Raih Peringkat 2 dalam Penghargaan EPPD 2023, Pemkab Wonogiri Diberi Gelar Kinerja Tinggi

Raih Peringkat 2 dalam Penghargaan EPPD 2023, Pemkab Wonogiri Diberi Gelar Kinerja Tinggi

Kilas Daerah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com