MAGETAN, KOMPAS.com – Belum adanya kepastian pembukaan destinasi wisata di masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Kabupaten Magetan, Jawa Timur, membuat pengelola destinasi wisata Mojosemi Forest Park membuat inovasi virtual edu trip.
Kepala Riset dan Pengembangan Mojosemi Forest Park, Honggo Utomo mengatakan, virtual edu trip merupakan kegiatan menjelajah taman dinosaurus di Mojosemi Forest Park dengan menggunakan aplikasi zoom meeting.
“Selama hampir 1 jam wisatawan di depan layar melihat koleksi kita dan kita edukasi soal dinosaurus,” ujarnya, Senin (30/08/2021).
Baca juga: Kisah Pemuda di Magetan Ubah Kampung Menjadi Warna-warni dengan Modal Jimpitan
Wisata melalui zoom meting, menurut Honggo, ternyata mempunyai pangsa pasar tersendiri.
Jika pada awalnya format yang diluncurkan adalah untuk remaja dan orang tua, namun dalam perjalanannya justru yang antusias untuk mengikuti virtual edu trip adalah usia anak-anak.
Antusiasme anak-anak bahkan dibuktikan dengan membawa koleksi boneka dinosaurus sampai mengenakan kostum dinosaurus ketika mengikuti zoom meeting.
“Kita juga kaget ketika mereka ikut sudah bawa boneka dino bahkan ada yang pakai kostum dinosaurus,” imbuhnya sambil tertawa.
Keberadaan anak-anak ini membuat pengelola Mojo Semi Forest Park akhirnya mengubah format virtual edu trip.
Baca juga: Kisah Syahri, Ketua RT di Surabaya, Kejar Warga Terpapar Covid-19 yang Berkeliaran di Pasar
Selain diajak menjelajahi kawasan hutan di Mojosemi yang penuh replika dinosaurus, anak-anak yang telah registrasi di virtual edu trip juga diajak lebih mengenal dinosaurus melalui sejumlah interaksi yang mengajak peserta mengenal dan mencermati ciri-ciri dinosaurus.
“Dalam cerita itu kita menemukan 1 anak dino, karena kasihan kita mengajak anak-anak yang di rumah untuk menemukan induk dino dengan memberikan clue bentuk maupun ciri dari anak dino yang ditemukan,” ucapnya.
Peserta dari Kuwait
Selama menggelar virtual edu trip, Honggo mengaku pangsa pasar dari luar negeri sangat terbuka karena tidak banyak paket edukasi yang mengajak anak-anak menjelajahi hutan dengan koleksi dinosaurus.
Tercatat sejumlah peserta datang dari negara Kuwait, ada pula anak-anak yang berasal dari Bandung, Malang, Sumatera, hingga Papua.
“Kita sempat mengalami trouble hingga acara delay, justru dari Kuwait yang protes,” katanya.
Menurut Honggo, virtual edu trip tidak semata konten untuk mengais rezeki bagi pengelola di masa pandemi.
Baca juga: Cara Berbeda Bupati Klungkung Bali, Kritik Warga yang Abai Lingkungan Lewat Mural