Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Berbeda Bupati Klungkung Bali, Kritik Warga yang Abai Lingkungan Lewat Mural

Kompas.com - 30/08/2021, 14:15 WIB
Ach Fawaidi,
Priska Sari Pratiwi

Tim Redaksi

KLUNGKUNG, KOMPAS.com - Cara berbeda dilakukan Bupati Klungkung, Bali, I Nyoman Suwirta untuk mengkritik pola hidup masyarakat yang tak peduli dengan sampah dan lingkungan.

Mural itu tentu berbeda dengan mural bermuatan kritik terhadap pemerintah yang belakangan dihapus aparat karena dianggap menghina Presiden Joko Widodo.

Suwirta mengatakan, mural yang dilukis seniman Ketut Sumadi itu murni untuk memberikan edukasi kepada masyarakat.

Baca juga: Kapolri Berharap PPKM Level 4 di Bali Bisa Turun dalam Hitungan Minggu

"Tujuan kita memberikan edukasi kepada masyarakat," kata Suwirta saat dihubungi Kompas.com, Senin (30/8/2021).

Menurut Suwirta, mural-mural tersebut berisikan gambar dan narasi tentang dampak buang sampah terhadap lingkungan, cara mengelola sampah di tingkat rumah tangga, hingga tempat pembuangan sampah dan memanfaatkan sampah menjadi pupuk.

Mural itu dilukis Sumadi dengan jumlah 50 buah dan panjang 410 meter persegi yang terpampang di Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS) di Dusun Karangdadi, Desa Kusamba, Kabupaten Klungkung.

"Kebetulan banyak juga yang berkunjung ke sana (TOSS), ada siswa sekolah, ibu-ibu, pegawai juga, banyak tamu pejabat juga yang datang. Akhirnya kita memanfaatkan tembok yang luas itu untuk diisi dengan pesan-pesan edukasi," kata dia.

Pemerintah Kabupaten Klungkung Bali membuat sejumlah mural untuk mengkritik pola hidup masyarakat yang tak peduli dengan sampah dan lingkungan.Ketut Sumadi Pemerintah Kabupaten Klungkung Bali membuat sejumlah mural untuk mengkritik pola hidup masyarakat yang tak peduli dengan sampah dan lingkungan.

Selain lebih mudah diterima oleh masyarakat, Suwirta mengaku keberadaan mural-mural itu justru berdampak baik terhadap kunjungan ke TOSS.

"Ada yang memanfaatkan mural itu untuk selfie, dan makin banyak orang yang datang. Intinya sangat positif, bahkan masyarakat sekitar mengatakan itu bisa jadi tempat wisata baru," tuturnya.

Ia berharap melalui mural ini masyarakat di Kabupaten Klungkung peduli dengan bahaya membuang sampah sembarangan.

"Mari kita bersama-sama untuk menjaga lingkungan sebelum lingkungan nanti yang akan membuat kita tidak nyaman karena semua tergantung kita," pungkasnya.

Baca juga: Panglima TNI Kunjungi Bali, Minta Gubernur Koster Pindahkan Pasien Isoman ke Lokasi Isoter

Belakangan diketahui marak mural atau gambar dengan media dinding dihapus di beberapa daerah. Mural itu bernada kritik terhadap pemerintah.

Fenomena kemunculan berbagai mural ini dinilai sebagai cara masyarakat menyampaikan ekspresinya di masa pandemi Covid-19.

Menurut sosiolog Universitas Gadjah Mada (UGM) AB Widyanta, ekspresi itu mengandung keresahan yang mesti disampaikan masyarakat di masa sulit saat ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Regional
Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Regional
Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Regional
Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Regional
Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Regional
Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Regional
Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Regional
10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Regional
Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Regional
Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com