Salin Artikel

Cara Berbeda Bupati Klungkung Bali, Kritik Warga yang Abai Lingkungan Lewat Mural

Mural itu tentu berbeda dengan mural bermuatan kritik terhadap pemerintah yang belakangan dihapus aparat karena dianggap menghina Presiden Joko Widodo.

Suwirta mengatakan, mural yang dilukis seniman Ketut Sumadi itu murni untuk memberikan edukasi kepada masyarakat.

"Tujuan kita memberikan edukasi kepada masyarakat," kata Suwirta saat dihubungi Kompas.com, Senin (30/8/2021).

Menurut Suwirta, mural-mural tersebut berisikan gambar dan narasi tentang dampak buang sampah terhadap lingkungan, cara mengelola sampah di tingkat rumah tangga, hingga tempat pembuangan sampah dan memanfaatkan sampah menjadi pupuk.

Mural itu dilukis Sumadi dengan jumlah 50 buah dan panjang 410 meter persegi yang terpampang di Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS) di Dusun Karangdadi, Desa Kusamba, Kabupaten Klungkung.

"Kebetulan banyak juga yang berkunjung ke sana (TOSS), ada siswa sekolah, ibu-ibu, pegawai juga, banyak tamu pejabat juga yang datang. Akhirnya kita memanfaatkan tembok yang luas itu untuk diisi dengan pesan-pesan edukasi," kata dia.

Selain lebih mudah diterima oleh masyarakat, Suwirta mengaku keberadaan mural-mural itu justru berdampak baik terhadap kunjungan ke TOSS.

"Ada yang memanfaatkan mural itu untuk selfie, dan makin banyak orang yang datang. Intinya sangat positif, bahkan masyarakat sekitar mengatakan itu bisa jadi tempat wisata baru," tuturnya.

Ia berharap melalui mural ini masyarakat di Kabupaten Klungkung peduli dengan bahaya membuang sampah sembarangan.

"Mari kita bersama-sama untuk menjaga lingkungan sebelum lingkungan nanti yang akan membuat kita tidak nyaman karena semua tergantung kita," pungkasnya.

Belakangan diketahui marak mural atau gambar dengan media dinding dihapus di beberapa daerah. Mural itu bernada kritik terhadap pemerintah.

Fenomena kemunculan berbagai mural ini dinilai sebagai cara masyarakat menyampaikan ekspresinya di masa pandemi Covid-19.

Menurut sosiolog Universitas Gadjah Mada (UGM) AB Widyanta, ekspresi itu mengandung keresahan yang mesti disampaikan masyarakat di masa sulit saat ini.

https://regional.kompas.com/read/2021/08/30/141532078/cara-berbeda-bupati-klungkung-bali-kritik-warga-yang-abai-lingkungan-lewat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke