Jalan untuk menjadi penerus Mimi Rasinah tidaklah mudah.
Sebagai syarat untuk menjadi penerus Mimi Rasinah, Aerli harus bebarangan atau mengamen tari topeng di tujuh tempat berbeda dalam sehari. Ia juga digembleng dan melalui beragam ujian dari sang nenek.
Selain itu, Aerli juga sempat dihantui rasa minder karena pernah mengalami luka bakar di sekujur tubuh ketika kecil. Karena tidak percaya diri dengan kondisi fisiknya, ibu dua anak ini sempat berhenti menari selama beberapa tahun.
Baca juga: Tari Jepen, Kesenian Khas Kalimantan Timur
Kala itu, Mimi Rasinah lah yang paling sabar menemani dan merawat Aerli. Sang nenek tak henti-hentinya menyemangati Aerli untuk keluar dari rasa minder, takut, dan malu karena memiliki bekas luka bakar yang cukup parah.
“Awalnya malu sekali, tetapi saya ingin menunjukkan kepada orang bahwa begini lho wajah saya di balik topeng. Tidak selalu cantik dan sempurna.Tidak selalu enak dipandang. Namun, dengan segala kekurangan itu saya ingin membuktikan bahwa saya masih bisa menari dengan baik” kata Aerli dikutip dari nationalgeographic.grid.id,
Aerli pun berjanji akan mengabdikan hidupnya untuk keberlangsungan tari topeng.
Mandat Mimi Rasinah tidak dianggapnya sebagai beban lagi. Dukungan keluarga sangat berarti bagi Aerli.
Sang suami, Ade Jayani, yang merupakan seorang seniman tari topeng Cirebon, memutuskan untuk membantu Aerli mengembangkan tari topeng di Indramayu.
Baca juga: Tari Putri Bekhusek, Simbol Kemakmuran Sumatera Selatan
Kedua anak mereka, Walan dan Wulan, pun akhirnya mengikuti jejak orang tuanya. Mereka telah diajarkan tari topeng dan gamelan sejak dini.
Mereka membuat Sanggar Tari Mimi Rasinah yang melakukan tiga kegiatan utama yakni pelatihan tari topeng, gamelan, serta pembinaan kelompok pengrajin topeng bagi siswa-siswi di kabupaten Indramayu.
Sejauh ini, Sanggar Tari Mimi Rasinah berhasil membina sekitar 100 anak dari enam desa di kabupaten Indramayu.
Anak-anak ini pun sering diajak pentas, misalnya ketika acara hari ulang tahun Indramayu atau saat mendapat undangan tampil di Bali.
Baca juga: Asal Usul Tari Arja dari Bali
Sedangkan pelatihan pembuatan topeng di sekolah-sekolah dibantu oleh Nana, seorang pematung yang sudah bergabung dengan sanggar ini sejak tahun 2000.
Selain belajar menari, Sanggar Tari Mimi Rasinah juga memberi pelatihan pembuatan topeng kepada anggota Lembaga Permasyarakatan (Lapas).