Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sang Legenda Mimi Rasinah dan Tari Topeng Indramayu yang Bertahan Melintasi Zaman

Kompas.com - 18/06/2021, 06:36 WIB
Rachmawati

Editor

Lepas dari penjajahan Jepang, semua kesenian rakyat, termasuk tari topeng, dilarang tampil pascaperistiwa G30S.

Hal ini terjadi karena kesenian rakyat identik dengan LEKRA (Lembaga Kebudayaan Rakyat) yang dekat dengan Partai Komunis Indonesia (PKI).

Baca juga: Pertamina Budaya dan Upaya Pelestarian Tari Topeng Cirebon

Selama 20 tahun, tari topeng seakan tertidur. Selendang dan topeng pun digantung begitu saja. Saat itu, Mimi Rasinah hanya bermain gamelan untuk mengiringi pertunjukan sandiwara suaminya.

Namun, pada 1994, tari topeng Mimi Rasinah “ditemukan” kembali oleh dosen STSI Bandung.

Dengan berjalannya waktu, tari topeng Rasinah mulai diakui masyarakat luas. Perempuan Indramayu itu terus mengembangkan kemampuannya.

Tariannya yang indah menghipnotis mereka. Melihat hal itu, Rasinah bangkit dan mulai melestarikan kembali tari topeng dengan mengajar ke sekolah-sekolah di Indramayu hingga bertahun-tahun.

Baca juga: Kamboja dan Thailand Berebut Warisan Tari Topeng

Ide-ide Rasinah pun selalu keluar secara spontan, bahkan tak jarang improvisasinya keluar tak beraturan.

Berkat kemahiran serta pengalamannya yang panjang, ciri khas dan pakem Rasinah tak pernah berubah. Seluruh tariannya selalu terlihat halus dan memukau.

Adaptasi gerakan pun tak jarang terlihat aneh dan nyentrik.

Salah satunya ketika Rasinah mempertunjukan Tari Pamindo. Rasinah membuat gerakan layaknya mencuci baju dan mencari kutu. Bahkan, reporter pada masa itu sempat menuliskan kekagumannya akan pandainya Rasinah dalam mengimprovisasi gerakan sehari-hari.

“Ia (Rasinah) menjadi seorang yang galak dan lincah dalam Tari Pamindo. Penonton melihat gerakan yang ia ambil dari gerakan sehari-hari. Gerakan mencuci baju dan gerakan mencari kutu yang lalu ia tindas di kuku,” seperti dikutip dari Buku Mimi Rasinah.

Baca juga: Kala Bocah 4 Tahun Lawan Reklamasi lewat Tari Topeng

Wariskan kepada cucu

REGENERASI TOPENG. Mimi Rasinah (78) gembira menyaksikan cucunya, Rani Fitriyah menarikan Tari Topeng Kelana dalam Pagelaran Aneka Tari Topeng oleh Sanggar Tari Topeng Mimi Rasinah Indramayu yang merupakan rangkaian acara JAKARTA ANNIVERSARY FESTIVAL VI di Gedung Kesenian Jakarta, Jumat (20/6/2008). Sementara Mimi Rasinah sendiri tidak dapat menampilkan tari tradisi keluarga itu karena sakitFOTO ANTARA/Fanny Octavianus REGENERASI TOPENG. Mimi Rasinah (78) gembira menyaksikan cucunya, Rani Fitriyah menarikan Tari Topeng Kelana dalam Pagelaran Aneka Tari Topeng oleh Sanggar Tari Topeng Mimi Rasinah Indramayu yang merupakan rangkaian acara JAKARTA ANNIVERSARY FESTIVAL VI di Gedung Kesenian Jakarta, Jumat (20/6/2008). Sementara Mimi Rasinah sendiri tidak dapat menampilkan tari tradisi keluarga itu karena sakit
Di penghujung usianya, Mimi Rasinah membutuhkan pengganti.

Ketika usia mulai tak memungkinkan dirinya untuk sering menari, Rasinah menurunkan keahliannya menari topeng pada anak-anak di lingkungan tempat tinggalnya dengan membuka Sanggar Tari Mimi Rasinah.

Termasuk pada cucunya Aerli Rasinah.

Awalnya, tari topeng Mimi Rasinah akan diwariskan kepada anaknya yaitu Mimi Wacih. Namun, karena Wacih bekerja di luar negeri untuk menghidupi keluarganya, maka Rasinah pun menyarankan Aerli, sang cucu, untuk menjadi penerus.

Baca juga: Kartini Kisam, Penjaga Tari Topeng Betawi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Selamatkan Anak yang Tercebur Sumur, Ayah di Purworejo Tewas

Selamatkan Anak yang Tercebur Sumur, Ayah di Purworejo Tewas

Regional
Puskesmas Tak Ada Ambulans, Polisi di NTT Bantu Evakuasi Ibu Melahirkan ke RS Pakai Mobil Dobel Gardan

Puskesmas Tak Ada Ambulans, Polisi di NTT Bantu Evakuasi Ibu Melahirkan ke RS Pakai Mobil Dobel Gardan

Regional
Ditinggal Melaut, Rumah Kayu di Nunukan Ludes Terbakar

Ditinggal Melaut, Rumah Kayu di Nunukan Ludes Terbakar

Regional
Sungai Cisangu di Lebak Meluap, Ratusan Rumah Terendam

Sungai Cisangu di Lebak Meluap, Ratusan Rumah Terendam

Regional
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Kecelakaan Bus ALS di Agam

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Kecelakaan Bus ALS di Agam

Regional
Dukung Gebyar BBI/BBWI Riau 2024, Menhub Beri Bantuan 'Buy The Service' ke Pemprov Riau

Dukung Gebyar BBI/BBWI Riau 2024, Menhub Beri Bantuan "Buy The Service" ke Pemprov Riau

Regional
Pergerakan Wisatawan di Yogyakarta Selama Libur Lebaran Meningkat, tapi Lama Tinggal Menurun

Pergerakan Wisatawan di Yogyakarta Selama Libur Lebaran Meningkat, tapi Lama Tinggal Menurun

Regional
Kades di Magelang Jadi Tersangka Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Rugikan Negara Rp 924 Juta

Kades di Magelang Jadi Tersangka Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Rugikan Negara Rp 924 Juta

Regional
Polisi Buru Pelaku Pembacokan yang Tuduh Korban Mencuri Sawit

Polisi Buru Pelaku Pembacokan yang Tuduh Korban Mencuri Sawit

Regional
Meski Masuk Bursa Pilkada Jateng, Dico Diminta Jadi Calon Bupati Kendal Lagi

Meski Masuk Bursa Pilkada Jateng, Dico Diminta Jadi Calon Bupati Kendal Lagi

Regional
Polda Bengkulu Sita 2.000 Motor akibat Knalpot 'Brong' dan Balap Liar

Polda Bengkulu Sita 2.000 Motor akibat Knalpot "Brong" dan Balap Liar

Regional
Listrik Sering Mati, Warga OKU Demo PLN Bawa Satu Truk Barang Elektronik Rusak

Listrik Sering Mati, Warga OKU Demo PLN Bawa Satu Truk Barang Elektronik Rusak

Regional
Kasus Pemalsuan Nilai di Untan, Oknum Dosen Usulkan Mahasiswa Tak Pernah Kuliah untuk Seminar Proposal

Kasus Pemalsuan Nilai di Untan, Oknum Dosen Usulkan Mahasiswa Tak Pernah Kuliah untuk Seminar Proposal

Regional
Diguyur Hujan Deras, Ratusan Rumah di Sikka Terendam Banjir

Diguyur Hujan Deras, Ratusan Rumah di Sikka Terendam Banjir

Regional
Penjelasan DPRD Kota Serang soal Anggaran Baju Dinas Rp 360 Juta

Penjelasan DPRD Kota Serang soal Anggaran Baju Dinas Rp 360 Juta

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com