Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menanti Vaksin untuk Komunitas Marginal, Transgender: Saya Merasa Tak Diperhatikan Pemerintah

Kompas.com - 09/06/2021, 06:07 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Komunitas transpuan di berbagai daerah menanti rangkulan pemerintah setempat untuk mendapatkan vaksin.

Banyak dari mereka yang tak memiliki kartu identitas, sementara pemerintah menggunakan Nomor Induk Kependudukan (NIK) sebagai basis data penerima vaksin. Perlu pendekatan berbeda untuk kelompok marginal, kata ahli epidemiologi.

"Saya merasa tidak diperhatikan pemerintah. Tidak pernah ada arahan ke kelompok LGBT soal vaksin. Padahal saya pengen banget divaksin biar merasa aman," begitu curahan hati Elsa Fadia, seorang transpuan yang tahun ini berusia 51 tahun.

Baca juga: Sebanyak 30 Transpuan Rekam e-KTP di Disdukcapil Tangsel, Status Gender Tak Berubah

Elsa tinggal di Depok, Jawa Barat. Sehari-hari dia bekerja sebagai perias pengantin. Tapi karena pandemi Covid-19, panggilan untuk mendandani mempelai nihil.

"Terakhir saya merias pengantin awal tahun 2020. Untungnya saya sudah selesai merias, soalnya diserbu Satpol PP. Itu makanan habis dilemparin yang punya hajatan, marah. Soalnya dia sudah minta izin ke RT/RW."

"Di Depok ketat banget aturan hajatan," ujarnya kepada Quin Pasaribu yang melaporkan untuk BBC News Indonesia.

Untuk merias, Elsa bisa mengantongi paling banyak Rp 6 juta sebulan, tapi kini ia bertahan hidup dengan membuka salon kecil-kecilan. Penghasilannya jadi tak menentu, tergantung jumlah pelanggan yang datang.

Baca juga: Tiga Anaknya Jadi Transpuan, Florensia: Mereka Anak Kandung Saya...

Itu mengapa ia sangat berharap pada program vaksinasi Covid-19 gratis yang disokong pemerintah.

Setidaknya kalau sudah divaksin, katanya, dia merasa aman untuk bekerja lagi jika ada panggilan merias.

"Pengenbanget divaksin, biar tenang. Apalagi saya ada penyakit diabetes. Tapi kita nggak ada pemberitahuan dari pemda, di mana dan kapan dapat giliran vaksin."

Tak cuma Elsa yang berharap. Hampir 60-an transpuan di Depok juga kerap bertanya-tanya, apakah mereka bakal menerima vaksin atau tidak?

Baca juga: Harcuncung, Sosok Transpuan yang Kenalkan Busana Tidung hingga Ada di Uang Kertas Rp 75.000

Banyak transpuan di Depok tidak punya kartu identitas kependudukan (KTP). Sementara, untuk mendapatkan vaksin Covid-19, pemerintah berpegang pada data Nomor Induk Kependudukan (NIK).

"Kalau lagi kumpul-kumpul main voli, pada curhat... 'Bagaimana ya kita nggak pernah ada penyuluhan vaksin'," kata Elsa menceritakan keresahan kawan-kawannya.

"Jadi serba salah, kita nggak divaksin, nggak bisa ke mana-mana."

Kerisauan itu bertambah dengan sikap Wali Kota Depok, Mohammad Idris, yang merazia lokasi LGBT berkumpul.

Baca juga: Saat Transpuan Menjadi Pejabat Publik di Sikka, Bunda Mayora: Berkatilah Seluruh Kegiatanku

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Regional
Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Regional
Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Regional
Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Regional
Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Regional
Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Regional
Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Regional
Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Regional
Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Regional
Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Regional
10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com