Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Lontar, Bahan Tulis Sebelum Kertas

Kompas.com - 04/06/2021, 16:02 WIB
Dian Ade Permana,
Khairina

Tim Redaksi

SALATIGA, KOMPAS.com - Jauh sebelum mengenal kertas, daun lontar telah digunakan sebagai bahan menulis.

Namun, saat ini, seiring berjalannya waktu dan era teknologi digital mulai memasuki kehidupan, lontar mulai ditinggalkan.

Proses pembuatan lontar sebagai bahan menulis memang tak mudah. Mula-mula, daun lontar dipotong sesuai ukuran, lalu dibersihkan dan direndam dalam air.

"Selanjutnya lontar tersebut dibersihkan lalu direbus dengan aneka rempah selama kurang lebih tiga jam. Setelah cukup, lontar dikeringkan kemudian dipres kurang lebih enam bulan sampai satu tahun," kata pegiat Salatiga Heritage Warin Darsono, saat Pelatihan Menulis Lontar di Prasasti Plumpungan, Jumat (4/6/2021).

Baca juga: Dari Media Manuskrip Daun Lontar Berubah Jadi Cendera Mata

Setelah siap untuk dijadikan bahan menulis, diperlukan alat tulis menyerupai pisau yang disebut pengrupak.

"Jadi pengrupak ini digunakan untuk menulis di lontar. Meski disebut menulis, tapi lebih menyerupai memahat atau mengukir tapi dengan teknik berbeda," kata Warin.

Langkah terakhir setelah lontar ditulisi dengan pengrupak, dioleskan minyak kemiri.

"Kemiri dibakar langsung dan dioles ke lontar sehingga timbul jejak pahatannya," paparnya.

Warin mengatakan selain untuk menulis suluh dan tulisan sastra, lontar biasa digunakan untuk prasi atau lukisan yang disertai narasi.

"Di Bali tradisi menulis dengan lontar terus berlanjut, sementara di Jawa perlahan menghilang," ungkapnya.

Diakuinya, perawatan lontar membutuhkan keahlian khusus.

"Karena kalau lembap akan rusak, secara berkala perlu dibuka sehingga mendapat sinar matahari dan sirkulasi udara yang baik," paparnya.

Baca juga: Ditemukan 8.239 Lontar Bali yang Terlantar dan Rusak

Warin mengungkapkan, penggunaan lontar masih bisa ditemukan dalam naskah kuno Merapi Merbabu yang ditulis abad 15 hingga 17.

"Naskah tersebut merangkum aksara Jawa, kegiatan keagamaan, dan juga primbon. Tapi naskah tersebut tersebar dan tersimpan di Jerman, Belanda, dan Rusia. Ada juga yang di daerah Kedakan Magelang," ungkapnya.

Seorang peserta pelatihan Ananing Pangesti dari Lampung mengaku tertarik dengan pelatihan menulis lontar karena unik.

"Ini kan jarang ditemui, saya bisa belajar untuk pengembangan budaya," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mengamuk di Kopitiam, Sapi Kurban Seruduk Pengunjung dan Pekerja

Mengamuk di Kopitiam, Sapi Kurban Seruduk Pengunjung dan Pekerja

Regional
3 Pria di Kupang Ditikam Saat Nobar Euro, 1 Tewas dan 2 Terluka

3 Pria di Kupang Ditikam Saat Nobar Euro, 1 Tewas dan 2 Terluka

Regional
Anak Kosnya Digerebek Kumpul Kebo, Pemilik Kos Pilih Kabur

Anak Kosnya Digerebek Kumpul Kebo, Pemilik Kos Pilih Kabur

Regional
Ditarget Rampung Agustus, Pengerjaan Nusantara Airport di IKN Terkendala Hujan,

Ditarget Rampung Agustus, Pengerjaan Nusantara Airport di IKN Terkendala Hujan,

Regional
Gunung Lewotobi Laki-laki Kembali Meletus, Tinggi Kolom Abu Capai 1 Km

Gunung Lewotobi Laki-laki Kembali Meletus, Tinggi Kolom Abu Capai 1 Km

Regional
Saat Kapolda Jateng Peringatkan Pelaku Lain Pengeroyokan Bos Rental...

Saat Kapolda Jateng Peringatkan Pelaku Lain Pengeroyokan Bos Rental...

Regional
Peran 6 Tersangka Baru Kasus Pengeroyokan Bos Rental di Pati

Peran 6 Tersangka Baru Kasus Pengeroyokan Bos Rental di Pati

Regional
Perempuan Muda di Kota Jambi Dibunuh Teman Kencan di Kosan, Pelaku dan Korban Kenalan di Aplikasi Online

Perempuan Muda di Kota Jambi Dibunuh Teman Kencan di Kosan, Pelaku dan Korban Kenalan di Aplikasi Online

Regional
Ketua KPU Hasyim Asy'ari Jadi Khatib Shalat Idul Adha di Simpang Lima Kota Semarang, Dihadiri Jokowi

Ketua KPU Hasyim Asy'ari Jadi Khatib Shalat Idul Adha di Simpang Lima Kota Semarang, Dihadiri Jokowi

Regional
Jokowi Bakal Ikuti Shalat Idul Adha dan Serahkan Sapi Kurban di Simpang Lima Semarang

Jokowi Bakal Ikuti Shalat Idul Adha dan Serahkan Sapi Kurban di Simpang Lima Semarang

Regional
Terdampak Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, Bandara di Maumere Ditutup

Terdampak Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, Bandara di Maumere Ditutup

Regional
Pakaian Dinas Pj Walkot Ambon Disebut Capai Rp 400 Juta, Diskominfo: Tidak Benar

Pakaian Dinas Pj Walkot Ambon Disebut Capai Rp 400 Juta, Diskominfo: Tidak Benar

Regional
Grebeg Besar Demak: Waktu Pelaksanaan, Sejarah, dan Rangkaian Acara

Grebeg Besar Demak: Waktu Pelaksanaan, Sejarah, dan Rangkaian Acara

Regional
Perburuan Kendaraan Bodong di Pati, 3 Orang dari 3 Kecamatan Diperiksa

Perburuan Kendaraan Bodong di Pati, 3 Orang dari 3 Kecamatan Diperiksa

Regional
Presiden Jokowi Bakal Shalat Idul Adha di Simpang Lima Semarang

Presiden Jokowi Bakal Shalat Idul Adha di Simpang Lima Semarang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com