Salin Artikel

Mengenal Lontar, Bahan Tulis Sebelum Kertas

SALATIGA, KOMPAS.com - Jauh sebelum mengenal kertas, daun lontar telah digunakan sebagai bahan menulis.

Namun, saat ini, seiring berjalannya waktu dan era teknologi digital mulai memasuki kehidupan, lontar mulai ditinggalkan.

Proses pembuatan lontar sebagai bahan menulis memang tak mudah. Mula-mula, daun lontar dipotong sesuai ukuran, lalu dibersihkan dan direndam dalam air.

"Selanjutnya lontar tersebut dibersihkan lalu direbus dengan aneka rempah selama kurang lebih tiga jam. Setelah cukup, lontar dikeringkan kemudian dipres kurang lebih enam bulan sampai satu tahun," kata pegiat Salatiga Heritage Warin Darsono, saat Pelatihan Menulis Lontar di Prasasti Plumpungan, Jumat (4/6/2021).

Setelah siap untuk dijadikan bahan menulis, diperlukan alat tulis menyerupai pisau yang disebut pengrupak.

"Jadi pengrupak ini digunakan untuk menulis di lontar. Meski disebut menulis, tapi lebih menyerupai memahat atau mengukir tapi dengan teknik berbeda," kata Warin.

Langkah terakhir setelah lontar ditulisi dengan pengrupak, dioleskan minyak kemiri.

"Kemiri dibakar langsung dan dioles ke lontar sehingga timbul jejak pahatannya," paparnya.

Warin mengatakan selain untuk menulis suluh dan tulisan sastra, lontar biasa digunakan untuk prasi atau lukisan yang disertai narasi.

"Di Bali tradisi menulis dengan lontar terus berlanjut, sementara di Jawa perlahan menghilang," ungkapnya.

Diakuinya, perawatan lontar membutuhkan keahlian khusus.

"Karena kalau lembap akan rusak, secara berkala perlu dibuka sehingga mendapat sinar matahari dan sirkulasi udara yang baik," paparnya.

Warin mengungkapkan, penggunaan lontar masih bisa ditemukan dalam naskah kuno Merapi Merbabu yang ditulis abad 15 hingga 17.

"Naskah tersebut merangkum aksara Jawa, kegiatan keagamaan, dan juga primbon. Tapi naskah tersebut tersebar dan tersimpan di Jerman, Belanda, dan Rusia. Ada juga yang di daerah Kedakan Magelang," ungkapnya.

Seorang peserta pelatihan Ananing Pangesti dari Lampung mengaku tertarik dengan pelatihan menulis lontar karena unik.

"Ini kan jarang ditemui, saya bisa belajar untuk pengembangan budaya," katanya.

https://regional.kompas.com/read/2021/06/04/160203578/mengenal-lontar-bahan-tulis-sebelum-kertas

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke